Bisnis.com, JAKARTA – Soft skill adalah keterampilan perilaku. Anda membutuhkan usaha ekstra baik menggunakan alat atau dengan menggunakan berbagai teknik untuk melatih soft skill. Anda juga dapat mempelajari bagaimana cara mendapatkannya dan mengukurnya.
Observasi, membaca, melakukan pelatihan, pengalaman dan praktik merupakan cara yang paling populer untuk mendapatkan soft skill. Interkasi dengan orang lain juga membantu memperoleh soft skill.
Dalam memperolehnya, Anda juga perlu memiliki kecerdasan emosional, fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi. Anda juga harus praktis, realistis dan situasional.
Namun di atas segalanya, Anda perlu mempelajari dari kegagalan. Anda juga perlu mengembangkan keterampilan interpersonal dan belajar untuk mengamati dan memahami perilaku orang lain.
Untuk lebih rincinya, berikut beberapa alat dan teknik yang populer untuk melatih soft skill Anda.
- Sadar diri
- Hindari prasangka
- Jaga bahasa tubuh Anda tetap positif
- Dengarkan pembicara dengan seksama
- Lakukan kontak mata dengan pembicara dan balas secara positif
- Berempati dengan pembicara
- Jadilah fleksibel
- Puji orang
- Buat pembicara merasa penting
- Terima kritik dengan ramah
- Berinteraksi dengan berbagai tipe kepribadian yang introvert, ekstrovert, asertif, tunduk, dan agresif
- Di atas segalanya, beradaptasilah.
Lantas, apakah soft skill dapat diukur? Sebenarnya karena pelatihan soft skill merupakan perilaku, maka cukup sulit untuk diukur.
Namun, dengan mengambil umpan balik tepat waktu di akhir sesi pelatihan sangat membantu untuk mencapai hasil pelatihan.
Untuk mengukurnya, Anda dapat mencoba model evaluasi lima tingkat meka yang inovatif untuk mengukur pelatihan soft skill. Berikut untuk rincinya yang dapat Anda terapkan.
Model lima tingkat Meka untuk mengukur soft skill
1. Lakukan analisis kebutuhan pelatihan untuk mengidentifikasi kesenjangan keterampilan saat ini pada peserta
2. Buat daftar tujuan inti dengan jelas untuk memberikan pelatihan
3. Melaksanakan program pelatihan soft skill dengan cermat sesuai tujuan
4. Menyelaraskan penyimpangan atau gangguan dari program pelatihan
5. Ukur hasil pelatihan dari peserta melalui kuesioner dan umpan balik yang efektif
Selain itu, Anda dapat menerapkan pertanyaan berikut untuk mengukur pelatihan soft-skill.
Contoh soal untuk mengukur pelatihan soft skill
1. Apakah pelatihan soft skills mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan kepada peserta secara efektif?
2. Apakah pelatihan soft skills berhasil meningkatkan sikap dan perilaku peserta?
3. Apakah pelatihan layak untuk menginvestasikan waktu, uang, energi, dan sumber daya?
4. Apakah hasil pelatihan sesuai dengan tujuan pelatihan? Jika tidak, identifikasi dan atasi penyimpangan atau gangguan tersebut.
Namun, perlu diingat bahwa soft skill adalah disiplin yang berkembang. Setiap kali disiplin baru muncul, terkadang orang menolak dan tidak menghormatinya.
Dalam dewasa ini, manajemen sebagai suatu disiplin ilmu merupakan kenyataan dan kedudukan yang terhormat. Demikian pula, soft skill akan berkembang sebagai disiplin setelah penelitian lebih lanjut dilakukan.