Bisnis.com, JAKARTA - Munculnya sub-varian omicron BA4 dan BA5 membuat kasus covid di tanah air kembali naik dalam beberapa pekan terakhir.
Varian yang pertama kali diamati di Afrika Selatan ini, memang menyebabkan uptick kasus di beberapa negara dunia, termasuk di Indonesia.
Berdasarkan data dari Afrika Selatan terkait kasus varian BA4 dan BA5, puncak kasus BA4 dan BA5 di kisaran 30 persen dari puncak omicron.
Asumsinya, menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, dengan puncak kasus omicron sebesar 58.000an, maka estimasi puncak kasus BA4 dan BA5 yakni sebanyak 17.400an kasus.
Sedangkan puncak fatality di kisaran 10 persen dari puncak kasus omicron.
Sedangkan untuk puncak kasus BA4 dan BA5 diperkirakan terjadi dalam 30 hari sejak ditemukan. Diperkirakan, bila mengikuti pola di Afrika Selatan, maka puncak kasus di Indonesia akan tercapai di kuartal 2 atau 3 Juli 2022.
Adapun, saat ini kenaikan kasus konfirmasi harian sudah mencapai 2.000an kasus per hari. Sedangkan batas atas Level-1 WHO adalah 7.800 kasus/hari, ini artinya masih di bawah batas level 1 WHO.
Sementara itu, untuk Reproduction Rate nasional masih terkendali atau kurang dari 1.
Angka positivity Rate nasional juga masih terkendali di angka 3,61 persen atau kurang dari 5 persen.
Namun, ada beberapa propinsi seperti Jakarta dan Banten yang angka positivity ratenya sudah di atas 5 persen.
Menyikapi kondisi kenaikan kasus covid di tanah air tersebut, Kemenkes menerapkan empat kebijakan untuk menangani covid di tanah air berikut ini
- Mempertahankan standar prokes yang ada
- Mempercepat vaksinasi booster
- Melakukan Sero Survey-3 di akhir Juni-Awal Juli
- Review status di awal Juli 2022