Bisnis.com, JAKARTA -- Jagat Sinema Bumilangit kembali menghadirkan Adisatria kebanggaan Indonesia, bernama Sri Asih yang merupakan jagoan pertama yang tampil dalam cergam Indonesia dan diciptakan oleh Bapak Komik Indonesia, R.A. Kosasih. Sri Asih muncul pertama kali sekitar setengah abad yang lalu, tepatnya pada 1953.
Produser Film Sri Asih Wicky V. Olindo mengatakan bahwa untuk menerjemahkan karakter tersebut ke layar lebar membutuhkan proses produksi semaksimal mungkin.
"Sudah tiga tahun untuk memberikan kelanjutan cerita dari Jagat Sinema Bumilangit. Kami menggunakan crew terbaik di Indonesia, proses pengambilan gambar yang panjang sekali, castnya yang berkualitas, post produksi juga membutuhkan bujet tinggi. Kami bekerja semaksimal mungkin agar Sri Asih bisa memuaskan ekspektasi penonton," katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Dia melanjutkan agar dapat memuaskan ekspektasi penonton tersebut, pihaknya juga mengalokasikan bujet yang cukup besar mengingat efek khusus computer-generated imagery (CGI) untuk menghidupkan adegan-adegan laga tersebut cukup mendominasi film ini nantinya.
Meskipun tidak menyebut secara eksplisit berapa bujet yang digunakan untuk menggarap film dari Adisatria wanita pertama tersebut, tetapi ketika ditanyakan oleh Bisnis apakah proses produksi menghabiskan dana sekitar Rp20 Miliar, Wicky menyangkalnya.
“Lebih [Rp20 miliar], bahkan jauh sekali, bujet Indonesia itu sekarang jauh sekali untuk membuat film, semua besar. Film Indonesia sudah mahal-mahal sekarang, sudah besar-besar bahkan produksi pun kebanyakan sudah menyiapkan lebih banyak dana untuk proses produksi film,” katanya.
Menurut catatan Bisnis, film pertama dari Jagat Sinema Bumilangit pun yaitu Gundala juga memiliki proses produksi yang diakuinya membutuhkan waktu yang cukup panjang.
Dia mengatakan bahwa proses pembuatan skenario, produksi, hingga rilis memakan waktu sampai 2 tahun. Film ini juga menghabiskan biaya produksi hampir Rp50 miliar.
Sementara itu, Sutradara Sri Asih Sartri Dania Sulfiati atau akrab disapa Upi mengatakan bahwa film Sri Asih menggunakan banyak efek khusus computer-generated imagery (CGI) untuk menghidupkan adegan-adegan laga tersebut.
"CGI mungkin 60 persen dari filmnya. Cukup banyak, ada 1.000 shot CGI, karena saat menjadi superhero dia pakai tenaga-tenaga super dan lawannya juga supervillain dan kita akan lihat final battle yang epik nanti," katanya.
Upi melanjutkan bahwa film Sri Asih dibuat selama tiga tahun. Waktu yang panjang itu disebabkan oleh pandemi Covid-19.
"Produksinya tertunda sampai enam kali. Soalnya, ada kru yang positif dan harus dirumahkan, ada protokol kesehatan yang sangat ketat juga selama menggarapnya," tuturnya.
Sekadar informasi, keluasan Jagat Sinema Bumilangit akan berlanjut pada film dan serial lain yang tengah diproduksi oleh pihak studio Screenplay Bumilangit, seperti Virgo and the Sparklings, dan serial Tara yang akan tayang di Disney+ Hotstar.