Bisnis.com, JAKARTA - Baru-baru ini sering terdengar istilah kecanduan dopamin. Ini merupakan salah satu transmitter dalam otak yang berperan dalam kesenangan.
Di dalam otak terdapat milyaran sel yang berfungsi untuk mengatur kehidupan. Karena otak adalah pusat pengendali tubuh manusia. Salah satunya dengan neurotransmiter dopamin ini.
Neurotransmiter merupakan pembawa pesan kimiawi tubuh manusia. Cara kerjanya dengan membawa pesan dari satu sel saraf menyeberangi tuang ke sel saraf, otot ataupun kelenjar berikutnya.
Sel saraf yang dimiliki oleh tubuh ini, berfungsi untuk mengontrol pikiran, otot, bahkan fungsi organ
Dilansir dari laman Clevelandclinic, pesan-pesan yang dibawa oleh neurotransmitter ini membantu tubuh untuk bergerak, merasakan sesuatu, menjaga detak jantung, serta menanggapi semua hal yang diterima oleh tubuh bagian luar dan dalam.
Berikut ini hal-hal dalam tubuh yang dikendalikan oleh neurotransmitter dan saraf:
- Detak jantung dan tekanan darah
- Pernapasan
- Gerakan otot
- Pikiran, ingatan, pembelajaran dan perasaan
- Tidur
- Penyembuhan
- Proses penuaan
- Respon stres
- Regulasi hormon
- Pencernaan
- Rasa lapar dan haus
- Indera
Ini semua diatur oleh neurotransmitter sesuai dengan jenisnya. Namun, ilmuwan menyebut, setidaknya ada 100 neurotransmiter. Itupun masih banyak yang belum ditemukan.
Neurotransmitter yang umum diketahui seperti GABA atau asam gamma-amunobutriat untuk mengatur aktivitas otak seperti kecemasan dan depresi. Lalu adrenalin yang bertolak belakang dengan GABA, ini merupakan salah satu transmitter yang membuat manusia bersemangat,
Selanjutnya dopamin, neurotransmitter untuk kesenangan yang kini sering disebut. Selain terkait dengan kesenangan, Dopamin jugaberkait dengan fokus, suasana hati, memori dan tidur. Ini juga merupakan neurotransmiter yang berkaitan dengan penyakit seperti bipolar, ADHD, skizofrenia dan lainnya.
Lalu serotonin, neurotransmitter untuk mood atau suasana hati. Dan endorfin, seperti morfin dalam tubuh, untuk mengurangi rasa sakit dan perasaan baik-baik saja.
Neurotransmiter yang tidak bekerja semestinya biasanya dipengaruhi oleh hal-hal berikut: