Bisnis.com, JAKARTA - Baru-baru ini dikabarkan ada dua kematian pasien kasus cacar monyet di AS.
Kemudian pada saat yang sama, CDC mengumumkan laporan ada dua orang pria berusia sekitar 30 tahun yang tidak melakukan vaksinasi yang mengalami ensefalomielitis atau peradangan pada otak serta sumsum tulang belakang, setelah lima hingga sembilan hari terinfeksi virus cacar monyet.
Amerika Serikat tengah berjibaku dengan wabah cacar monyet sejak Mei tahun 2022 ini, setidaknya ada sekitar 22.000 kasus yang tercatat. Ratusan ribu dosis vaksin pun sudah didistribusikan sejak pertengahan Agustus lalu, sehingga terjadi penurunan angka infeksi.
Dua kasus pasien meninggal di AS
Dilansir dari voa dan hindustantimes, pasien pertama adalah seorang pria 30 tahun dengan homoseksual asal Colorado. Awalnya pria ini mengalami demam menggigil serta merasa kelelahan dan kurang nyaman yang kemudian berkembang menjadi ruam pada area wajah, skrotum dan ekstremitasnya, dengan usapan lesi yang positif terkena virus usai dites.
Selain itu, pria ini juga alami kelemahan ekstremitas bawah serta mati rasa, kantung kemih yang terus penuh, alami ereksi yang persisten serta menyakitkan. Ini membuat pria ini dirawat di rumah sakit.
Meskipun menurut Magnetic Resonance Imaging (MRI) mengungkapkan pria ini idap peradangan otak dan sumsum tulang belakang, serta setelah diberi obat tecovirimat antivirus cacar monyet oral juga obat-obatan lain selama dua minggu, dia mulai membaik dan diperbolehkan pulang. Tetapi kelemahan pada kakinya terus berkembang sehingga menyebabkan pria tersebut membutuhkan alat bantu berjalan.
Lalu, kasus pria kedua yang juga merupakan seorang homoseksual dan juga berusia 30 tahun asal Washington. Dia mengalami ruam serta nyeri otot yang kemudian berkembang menjadi inkontinensia usus serta kandung kemih juga kelemahan progresif pada kedua kakinya.
Pria ini juga dikonfirmasi oleh MRI mengidap peradangan otak dan sumsum tulang belakang. Dia kemudian diintubasi di unit perawatan intensif untuk dilakukan perawatan dengan tecovirimat intravena guna mengurangi peradangan dan akhirnya terjadi pertukaran plasma darah.
Sama dengan pasien pertama, dia juga dirawat di rumah sakit dan alami kesulitan berjalan serta membutuhkan alat bantu berjalan.
Virus cacar monyet memang ditularkan melalui kontak langsung dengan lesi. cairan tubuh, ataupun kontaminasi tidak langsung. Tetapi cacar monyet juga bisa ditularkan melalui penularan seksual.
Lalu apakah cacar monyet dan radang otak berkaitan?
Dilansir dari newsmedical, cacar monyet memang bisa menjadi sebab terjadinya komplikasi neurologis, termasuk radang otak. Gejala tersebut meliputi
Penelitian yang dilakukan di 19 negara dengan melibatkan sekitar 1.031 peserta dengan infeksi cacar monyet, menyebutkan bahwa 2,7% pasien cacar monyet mengalami setidaknya satu kejang, 2,4% alami kebingungan, dan 2% alami peradangan otak. Tiga kondisi ini bisa sebabkan kecacatan jangka panjang. Meskipun dalam hal ini masih dibutuhkan penelitian yang lebih lanjut.