Ginjal/wikybrew.com
Health

Perbedaan Gagal Ginjal Akut dan Kronis

Widya Islamiati
Kamis, 20 Oktober 2022 - 11:27
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ginjal merupakan organ yang saat ini sedang ramai disoroti banyak pihak. Pasalnya penyakit gagal ginjal akut pada anak masih merebak dan kasusnya masih terus meningkat.

Mengutip laman urology, gagal ginjal akan terjadi karena tiga hal, seperti:

  1. Pasokan darah ke ginjal tidak cukup, sehingga ginjal alami kekurangan darah untuk disaring.
  2. Ginjal alami luka, seperti akibat diabetes, tekanan darah tinggi, glomerulonefritis, penyakit ginjal polikistik dan beberapa kondisi lain.
  3. Tersumbatnya ginjal dengan batu ginjal ataupun jaringan parut di dua ginjal.
     

Sebelum orang mengalami gagal ginjal, biasanya orang akan alami penyakit ginjal kronik terlebih dahulu. Penyakit ginjal kronik juga berkaitan dengan gangguan ginjal akut progresif atipikal. 

Pada konferensi pers daring Selasa (18/10/2022), Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI dr. Eka Laksmi Hidayati menyebut, anak yang pernah terkena penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal punyai risiko terkena penyakit ginjal kronik. 

Sedangkan gagal ginjal merupakan kondisi setelah orang mengalami penyakit ginjal kronik. Gagal ginjal ini terjadi ketika ginjal tidak berfungsi sebagaimana harusnya. Risiko paling parah adalah perlunya dilakukan tindakan transplantasi ginjal.

Ada dua jenis gagal ginjal, yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut. Berikut ini perbedaan gagal ginjal kronik dan gagal ginjal akut berdasarkan urology.

Gagal ginjal akut terjadi tiba-tiba

Gagal ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) terjadi ketika ginjal tiba-tiba berhenti menyaring sisa-sisa makanan ataupun limbah dari darah. Sedangkan gagal ginjal kronik atau Chronic Kidney Disease (CKD) adalah penurunan fungsi ginjal yang bertahap.

Gejala yang ditimbulkan akibat CKD umumnya baru timbul setelah fungsi ginjal menurun hingga 20% ataupun kurang

Gejala gagal ginjal akut berupa:

Terjadi pembengkakan pada kaki, tangan dan wajah
Pendarahan di dalam
Kejang
Kebingungan
Tekanan darah tinggi
Tes darah dan urin tidak normal
Koma

Sedangkan gejala gagal ginjal kronis terjadi bertahap, seperti:

  • Tes darah dan urin tidak normal
  • Tekanan darah tinggi
  • Penurunan berat badan tanpa alasan jelas
  • Anemia
  • Mual dan muntah
  • Terasa seperti logam di mulut
  • Kehilangan nafsu makan
  • Sesak napas
  • Mati rasa dan kesemutan
  • Kebingungan
  • Koma
  • Kejang
  • Mudah memar
  • Gatal
  • Kelelahan
  • Otot kram dan berkedut
  • Tulang yang mudah patah
  • Edema
  • Dan kesulitan tidur

AKI Bisa Diobati Sedangkan CKD Permanen

dr. Eka Laksmi menyebut, penyakit ginjal yang berakhiran akut waktunya cenderung lebih pendek dan terjadi tiba-tiba. 

"Kalo ini akut kan, umumnya mendadak dan pendek," ungkap dr. Eka saat membahas perbedaan akut dan kronik.

Urology juga mengungkap, fungsi ginjal orang yang terkena AKI kemungkinan akan kembali normal atau mendekati normal. Jika penyebab dari penyakit ini telah diobati. Sedangkan, orang dengan CKD justru akan kehilangan fungsi ginjalnya secara permanen. 

Namun, kedua kondisi ini juga memiliki persamaan, seperti:

Keduanya bisa disebabkan oleh tekanan darah tinggi

Selain sebabkan stroke ataupun penyakit jantung, tekanan darah tinggi berdampak pada banyak kondisi kesehatan, salah satunya gagal ginjal, baik AKI maupun CKD.

AKI umumnya disebabkan oleh:

  • Aliran darah yang rendah yang bisa disebabkan tindakan operasi ataupun kecelakaan
  • Pembengkakan ginjal
  • Penyumbatan secara tiba-tiba, seperti oleh batu ginjal
  • Tekanan darah yang sangat tinggi

Lalu, CKD disebabkan oleh:

  • Tekanan darah tinggi
  • Glomerulonefritis kronis
  • Kadar gula darah tinggi
  • Penyakit ginjal polikistik
  • Tersumbatnya saluran kemih

Baik AKI maupun CKD, diobati berdasarkan penyebabnya. Pengobatan CKD bertujuan untuk mencegah peningkatan kondisi menjadi lebih serius seperti penyakit ginjal lanjut atau penyakit ginjal stadium akhir. 

Selain itu, penurunan fungsi ginjal hingga dibawah 10% dari fungsi normal mengharuskan tindakan transplantasi ginjal.

 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro