Ilustrasi obat-obatan tablet dan kapsul./REUTERS-Srdjan Zivulovic
Health

Fitofarmaka Solusi Pemenuhan Kebutuhan Obat di Tanah Air

Mia Chitra Dinisari
Senin, 7 November 2022 - 20:08
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Fitofarmaka berasal dari bahasa Yunani, phyto yang berarti tanaman dan pharmakon yang berarti obat. Fitofarmaka merupakan salah satu bentuk obat tradisional Indonesia.

Formularium Fitomarka merupakan pedoman acuan untuk pengembangan produk obat asli Indonesia di sarana pelayanan kesehatan, yang telah dilegalkan dalam Kepmenkes No. HK.01.07/MENKES/1163/2022 pada tanggal 19 Mei 2022.

Pengembangan obat tradisional di Indonesia digolongkan menjadi tiga. Pertama adalah jamu, yang keamanan dan khasiatnya dibuktikan secara uji klinis. Lebih dari 12.000 jenis jamu ada di Indonesia. Kedua, Obat Herbal Terstandar (OHT) yang telah melalui uji pra klinik (pada hewan percobaan) dan bahan bakunya yang telah terstandarisasi. Saat ini, terdapat sekitar 86 OHT di Indonesia.

Ketiga, adalah obat yang masuk dalam pengobatan esensial yang lebih lengkap yaitu fitofarmaka. Fitofarmaka adalah bagian OHT yang sudah melalui uji pra klinik (pada hewan percobaan) dan uji klinik (pada manusia) dimana bahan baku dan produk jadinya sudah distandarisasi.

Saat ini, terdapat 24 jenis obat fitofarmaka di Indonesia yang sudah diproduksi, antara lain: obat imunomodulator, obat tukak lambung, obat anti diabetes untuk menurunkan gula darah, obat antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah, obat untuk melancarkan sirkulasi darah supaya tidak terjadi sumbatan di pembuluh darah, dan obat untuk meningkatkan albumin bagi pasien yang membutuhkan protein seperti pasien haemodialisa/cuci darah.

Adapun standar pra syarat mutu uji klinik bahan baku herbal yang akan digunakan dalam produksi obat tradisional ditetapkan dalam Farmakope Herbal Indonesia. Dalam masa paska pengolahan panen tanaman obat, akan dilakukan pengujian obat tradisional yang bisa menjadi OHT atau fitofarmaka di laboratorium pengujian mutu, pembuatan simplicia dan saintifikasi jamu yang ada di seluruh Indonesia.

Dikutip dari laman resmi Kemenkes, disebutkan Indonesia dengan hutan tropis dengan luas sekitar 143 juta hektar mempunyai keanekaragaman budaya spesies baik tumbuhan/tanaman maupun hewan, dan 80% atau sekitar 2.800 spesies tanaman obat di dunia berasal dari hutan tropis di Indonesia.

Obat tradisional sering dimanfaatkan secara luas di masa pandemi yang baru dilewati masa puncaknya. Sekitar 79% masyarakat mengkonsumsi obat tradisional untuk meningkatkan daya tahan tubuh pada masa pandemi Covid-19.

Ini akan memberikan kontribusi pengobatan terhadap 270 juta penduduk Indonesia yang cakupannya 82,3 persen.

Keberadaan fitofarmaka ini juga menjadi alternatif memenuhi kebutuhan obat di tanah air tanpa bergantung pada impor. 

Pimpinan PT Dexa Medica V. Hery Sutanto mengatakan dinamika industri yang terjadi akibat kondisi pandemi, krisis keuangan global, dan tingginya nilai tukar dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah, membuat industri farmasi terus mengupayakan ketahanan kesehatan dan kemandirian industri farmasi.

"Kita harus sama-sama membangun ketahanan dan kemandirian di dalam negeri, yang bikin goyang adalah ketergantungan produk impor. Kalau nilai tukar dollar AS naik, biaya produksi langsung tinggi. Ini inisiatif yang bagus atas instruksi dari Presiden Joko Widodo, yang ditindaklanjuti oleh Kementerian Kesehatan dan Badan POM,” katanya.

Dia mengatakan ada beberapa upaya strategis yang bisa dilakukan dalam menjaga ketahanan dan kemandirian farmasi Indonesia. Yang pertama, kemandirian di dalam Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) atau kemandirian dalam obatobat herbal yang modern.

Kedua, menggunakan Obat Generik Berlogo (OGB) yang bahan bakunya lokal.

Director of Research and Business Development Dexa Group Raymond Tjandrawinata Obat Modern Asli Indonesia perlu ber-TKDN tinggi mulai dari bahan baku, produsen bahan baku, peneliti dan proses penelitian, pengembangan, hingga distribusinya berasal dari Indonesia.

Raymond Tjandrawinata mengemukakan bahwa seharusnya masyarakat tidak ragu untuk memilih OMAI. Ini karena seluruh produk OMAI yang diproduksi Dexa Medica memiliki evidencebased medicine.

“Kebanyakan Fitofarmaka diresepkan oleh para dokter melalui Formularium Fitofarmaka dari Kemenkes, yang ada evidence-based medicine, teruji klinis dan punya khasiat yang baik sekali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro