Ketua Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) Rahyussalim/Arlina Satiti Laras
Health

Manfaat dan Harga Terapi Sel Punca, Diminati Artis dan Pejabat

Arlina Laras
Jumat, 13 Januari 2023 - 17:39
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Tren terapi stem cell atau biasa disebut dengan sel punca kian menjadi pembicaraan hangat dalam dunia kesehatan di Indonesia. 

Bahkan, menurut Ketua Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) Rahyussalim, terapi ini sudah menjadi solusi sebagian masyarakat dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Pada dasarnya, terapi sel punca dimaksudkan untuk menggantikan sel mati dan rusak dengan sel baru yang masih sehat. 

Manfaat Terapi Sel Punca

Adapun, potensi dari terapi dengan sel punca ini sangatlah bagus, di mana terapi ini bisa meregenerasi struktur badan mulai dari rambut, badan hingga ke kaki yang mengalami degenerasi atau bahasa awamnya menua. 

“Saya ambil contoh ya, sebagai ahli bedah ortopedi sub spesialis tulang belakang. Penyakit degeneratif seperti pengeroposan tulang belakang, kelumpulan hingga tidak bisa buang air kecil ataupun buang air besar serta disfungsi ereksi pun dapat kami sembuhkan tanpa menggunakan obat-obatan,” ungkapnya dalam Collaborative Seminar & Workshop “The Series BRIN-ASPI di Grand Ballroom BRIN, Jumat (13/1/2023).

Selain itu, Rahyussalim mengatakan beberapa contoh permasalahan penuaan lain seperti kebotakan, fotoaging yang menyebabkan kulit kering, keriput, pigmentasi kulit bertambah gelap juga bisa diselesaikan dengan terapi ini.

Penyakit degeneratif menghinggapi hampir semua manusia yang memasuki usia tua. Dalam istilah medis, penyakit degeneratif adalah suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan menjadi lebih buruk.

Penyakit ini mengakibatkan kondisi kesehatan organ atau jaringan terkait mengalami penurunan seiring waktu. 

Oleh karena itu, terapi sel punca bisa dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif yang merupakan jenis penyakit tidak menular, seperti jantung, diabetes mellitus, obesitas, kardiovaskuler, osteoporosis, stroke serta sekitar 50 jenis penyakit degeratif lainnya. 

Harga Terapi Sel Punca

Terkait biaya, Rahyussalim menyebutkan besarannya tergantung pada kasus. Misal, pada permasalahan kebotakan, biasanya pasien akan merogoh kocek dari Rp10 juta sampai Rp20 juta. Namun, dia menjamin terapi sel punca di Indonesia lebih terjangkau dibanding luar negeri. 

“Sayangnya, kami tidak bisa menyebutkan nama siapa saja yang telah menggunakan terapi ini. Tapi, di Indonesia, sudah ada banyak pejabat dan artis yang menggunakan. Bahkan, orang Singapura, Malaysia Korea juga datang ke Indonesia. Pasalnya, teknologi sel punca yang ada di Indonesia baik itu di ranah basic maupun klinis sebenarnya  tidak ketinggalan, penguasaan dan aplikasi sudah sejajar dengan negara lain,” jelasnya. 

Akan tetapi, dirinya menegaskan para pasien harus berhati-hati. Sebab, banyak beredar produk yang menyebut sebagai produk sel punca padahal pada kenyataannya bukan. 

“Harus waspada, jangan tertipu. Saat ini RS dengan pelayanan sel punca masih terbatas, karena SDM nya juga terbatas. Saat ini, tersedia di RSCM, Unair, dan beberapa RS lainnya yang sudah mendapatkan izin pelaksanaan applied stem cell,” katanya. 

Kepala Pusat Riset Vaksin dan Obat Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Masteria Yunovilsa Putera turut menambahkan bahwa pengobatan spesial ini masih belum bisa oleh BPJS. 

Tantangan Terapi Sel Punca di Indonesia 

Menurut Rahyussalim, ada beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pelayanan sel punca dan jaringan, salah satunya karena penelitian sel punca yang masih dilakukan secara individual. 

Maka, untuk mengakomodir tingginya minat para peneliti sel punca, diperlukan adanya kerja sama dari berbagai pihak agar pelaksanaannya dapat terintegrasi dengan baik. 

“Jadi, dengan pertemuan ini kami ingin mengundang para dokter dan juga menggandeng BRIN, karena pada dasarnya ASPI terdorong untuk bisa menjadikan sel punca ini mendapat rekognisi dari Pemerintah, sehingga kami butuh pendanan untuk bisa mengurus regulasi, agar riset yang ASPI kembangkan bisa tercapai,” katanya.

Lebih jelasnya, Rahyussalim mengungkapkan, sebagaimana kita ketahui bahwa pemberian sel punca di berbagai kasus belum terstandarisasi seperti layaknya pelayanan patah tulang, di mana ketika terjadi patah tulang itu, maka tindakan yang langsung diberikan dokter adalah pasang pen. Namun, hal tersebut belum bisa dilakukan oleh  terapi sel punca. 

“Nah kalau keropos diberikan sel punca itu belum terstandar di Indonesia, di luar negeri juga belum.  Jadi, kami mendorong sel punca ini mendapatkan surat izin, jadi kalau ada pasien dengan osteoporosis, maka dokter bisa langsung memberikan tindakan dengan terapi sel punca. Begitu,” tuturnya.

Penulis : Arlina Laras
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro