Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Satgas Covid Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Erlina Burhan menjawab terkait pertanyaan kapan masyarakat Indonesia dapat melepas masker di tempat umum.
"Meskipun, PPKM dicabut. Tapi, keputusan untuk melepas masker tidaklah absolut. Tetap saja, kalau di tengah keramaian harus memakai masker. Tapi, kalau ventilasi bagus, ventilasi ada bisa lepas masker. Sebaliknya, kalau di indoor, ramai, ventilasinya buruk tetap pakai masker,” ungkapnya dalam Media Briefing Virtual, Rabu (25/1/2023).
Terkait hal ini, IDI meminta kepada masyarakat Indonesia untuk tetap memiliki kesadaran dalam menghadapi risiko COVID-19. Apalagi melihat cakupan angka vaksinasi booster yang masih rendah. Sehingga, untuk bisa lebih bebas melepas masker, IDI pun meminta untuk masyarakat segera lengkapi vaksinasi.
Adapun, data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 24 Januari 2023 menunjukkan cakupan vaksinasi ketiga alias booster pertama mencapai 69.216.929 orang (atau sekitar 29,50 persen) dan vaksinasi keempat atau booster kedua sekitar 1.235.689 orang dari target sasaran vaksinasi nasional sebanyak 234.666.020 orang.
Booster Kedua Tangkal Varian Kraken
Erlina pun mengingatkan dengan adanya cakupan booster yang masih rendah, sebaiknya membuat masyarakat harus tetap waspada, terutama dengan hadirnya varian yang mudah menular, yaitu Kraken alias Covid-19 XBB 1.5.
“Saat ini, vaksinasi booster tujuannya bukan lagi mencegah terinfeksi, tapi ini untuk derajat keparahannya tidak semakin besar. Walaupun Kraken XBB 1.5 dianggap punya gejala yang ringan bahkan tidak ada keluhan, bukan berarti varian lama sudah tidak ada,” katanya.
Sehingga, dia mengimbau masyarakat harus berlomba-lomba mendapatkan vaksin baik itu booster pertama maupun booster kedua guna menjadi langkah yang tepat dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.
Dia mengatakan, bagi masyarakat yang memang belum divaksinasi ataupun vaksinasinya belum lengkap, agar secepatnya dilengkapi dan diharap jangan pilih-pilih vaksin, karena vaksinasi terbaik adalah vaksinasi yang dilakukan secepatnya.
“Apalagi, kini sudah wacana soal aturan vaksin Covid-19 yang berbayar mulai tahun ini. Jadi, mumpung masih digratiskan, silakan manfaatkan. Karena, ini akan menyulitkan ekonomi rendah jikalau harus membeli vaksin,” jelas Erlina.
Dirinya mengungkapkan, bagi masyarakat yang memang belum divaksinasi ataupun vaksinasinya belum lengkap, agar secepatnya dilengkapi dan diharap jangan pilih-pilih vaksin, karena vaksinasi terbaik adalah vaksinasi yang dilakukan secepatnya.
Manfaat Vaksin Keempat atau Booster Kedua
Melansir dari The BMJ, studi keempat dosis keempat mengurangi jumlah infeksi. Bahkan, meningkatkan respons antibodi bila dibandingkan dengan booster yang pertama.
Selain itu, penelitian terbaru di The New England Journal of Medicine dan The Lancet Infectious Diseases juga menemukan peningkatan antibodi yang lebih nyata diamati pada peserta berusia 70 tahun atau lebih, yaitu kelompok usia yang sangat berisiko terkena penyakit parah.
Erlina pun menambahkan, kika pemberian booster pertama dilakukan sudah lebih dari enam bulan, terdapat kemungkinan kadar antibodi sudah menurun sehingga perlu kembali ditingkatkan dengan booster.
“Pemberiannya bermanfaat untuk mendapatkan perlindungan dari risiko gejala berat dan risiko rawat inap,” tuturnya.