Bisnis.com, JAKARTA - Gempa besar di Turki telah merobohkan ribuan bangunan dan menewaskan lebih dari 3.800 orang.
Menurut Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan, lebih dari 2.300 bangunan telah hancur.
Di media-media lokal dan media sosial, bertebaran foto-foto bangunan ambruk bahkan hingga rata dengan tanah akibat gempa dahsyat tersebut.
Foto-foto yang diposting di media sosial menunjukkan Masjid Yeni yang bersejarah di Malatya, hampir 100 mil dari pusat gempa, menunjukkan kerusakan parah pada struktur bangunan, termasuk kubah masjid, yang telah runtuh.
Masjid yang dikenal sebagai “Masjid Baru” ini dibangun pada tahun 1894 dengan sumbangan dari Sultan Abdulhamit II menyusul gempa bumi yang menghancurkan Masjid Haci Yusuf. Setelah rusak akibat gempa yang berbeda, pada tahun 1964, kubah dan menara masjid harus diperbaiki.
Lantas bagaimana nasib masjid Hagia Sophia masjid biru yang menjadi salah satu ikon di Turki itu?
Melansir New York Times, meskipun gempa terasa di Istanbul, tidak ada laporan awal kerusakan Masjid Biru atau Hagia Sophia.
Hagia Sophia adalah monumen bersejarah utama dan Situs Warisan Dunia UNESCO yang terletak di Istanbul, Turki.
Mahakarya arsitektur abad keenam terkenal karena mencerminkan berbagai perubahan agama yang dihadapi wilayah Mediterania selama bertahun-tahun.
Awalnya dibangun untuk berfungsi sebagai katedral, Hagia Sophia kemudian diubah menjadi masjid, lalu museum, dan kemudian kembali menjadi masjid.
Pada tahun 537 M, Hagia Sophia awalnya dibangun untuk menjadi katedral terbesar di dunia di bawah Gereja Kristen Ortodoks Yunani.
Hagia Sophia dianggap sebagai salah satu monumen arsitektur terbaik di bawah Kekaisaran Bizantium dan termasuk mosaik seni Kristen yang terbuat dari emas, perak, dan batu berwarna-warni. Terdapat juga potongan struktural dari setiap provinsi yang diperintah di bawah kekaisaran.
Satu milenium kemudian, Kekaisaran Bizantium ditaklukkan oleh Ottoman pada abad ke-15. Karena Islam adalah agama utama Kekaisaran Ottoman, Hagia Sophia diubah menjadi masjid tempat umat Islam salat.
Seni asli Kristennya kemudian ditutup-tutupi dan sebagai gantinya ditampilkan kaligrafi Islam. Empat tiang tipis, yang merupakan ciri tradisional masjid, juga ditambahkan untuk mengelilingi bangunan di luar. Monumen tersebut bertahan sebagai masjid selama 500 tahun ke depan.
Pada tahun 1928, Turki menjadi negara sekuler, dan masjid tersebut segera diubah menjadi museum. Selama masa ini, seni Kristen dibuka dan dibiarkan berdampingan dengan seni Islam Utsmaniyah.
Pada tahun 2020, keputusan kontroversial dibuat oleh negara Turki. Hagia Sophia diubah kembali menjadi masjid.
Keputusan itu ditanggapi dengan sangat hati-hati karena para pengunjuk rasa berpendapat bahwa tengara itu adalah hak gereja Kristen. Meskipun demikian, Hagia Sophia diubah menjadi masjid dan umat Islam dapat beribadah di monumen itu lagi.
Hagia Sophia dianggap sebagai salah satu artefak paling bersejarah di Istanbul. Sementara bangunan itu sekarang berfungsi sebagai rumah ibadah Muslim, landmark berusia 1.500 tahun itu masih menarik jutaan wisatawan setiap tahunnya.