Rabies/Ilustrasi
Health

Muncul Kasus Bocah Meninggal Karena Rabies, Simak Gejala dan Penanganannya

Sabina Arla Yogandini
Senin, 15 Mei 2023 - 17:03
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kasus rabies tengah marak diperbincangkan usai kabar kematian bocah berusia 4 tahun asal Nusa Tenggara Timur (NTT) karena digigit anjing rabies.

Hal tersebut menjadi perhatian bagi masyarakat mengenai gejala dan penanganan seperti apa yang harus dilakukan agar pasien terselamatkan.

Melansir dari Cleveland Clinic, virus rabies (RABV) dapat ditularkan melalui kontak langsung (seperti melalui kulit yang rusak atau selaput lendir di mata, hidung, atau mulut) dengan air liur atau jaringan otak/sistem saraf dari hewan yang terinfeksi.

Selain itu, virus ini juga dapat bereplikasi di dalam jaringan otot, sehingga aman dari sistem kekebalan tubuh inang. Selanjutnya, virus akan masuk ke dalam sistem saraf melalui persimpangan neuromuskuler.

Begitu masuk ke dalam sistem saraf, virus ini menghasilkan peradangan akut pada otak. Hal yang akan terjadi selanjutnya adalah Koma dan kematian apabila tidak ditangani dengan baik.

Gejala rabies dibagi menjadi beberapa bentuk yang dapat dialami oleh manusia. Gejala prodromal rabies seperti demam. kelelahan (fatigue), luka gigitan terasa panas, gatal, kesemutan, nyeri atau mati rasa, batuk, sakit tenggorokan, nyeri otot, diare, mual dan muntah. Selanjutnya, gejala neurologis akut rabies berupa gejala marah atau lumpuh.

Melansir dari World Health Organization (WHO), adapun bentuk rabies yang sangat marah menyebabkan hiperaktif, perilaku yang bersemangat, halusinasi, kurangnya koordinasi, hidrofobia (takut air) dan aerofobia (takut angin atau udara segar). Setelah beberapa hari pasien akan mengalami henti jantung dan pernapasan sehingga berujung pada kematian.

Selanjutnya, rabies paralitik yang telah menyumbang sekitar 20% dari jumlah total kasus pada manusia. Biasanya, bentuk rabies berlangsung lebih lama daripada bentuk rabies yang sangat ganas. Secara bertahap, otot-otot menjadi lumpuh, dimulai dari lokasi luka. Setelahnya, pasien akan mengalami koma dan akhirnya berujung pada kematian.

Melansir dari Medical News Today, jika seseorang terkena gigitan atau cakaran dari hewan yang kemungkinan besar mengidap rabies atau jika hewan tersebut menjilat luka terbuka, orang tersebut harus segera mencuci gigitan dan cakaran selama 15 menit dengan menggunakan air sabun, povidone iodine, atau deterjen.

Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi jumlah partikel virus yang masuk ke dalam tubuh. Setelah melakukan pertolongan pertama, harus segera mencari pertolongan medis.

Adapun obat-obatan yang digunakan untuk mencegah infeksi menjalar ke otak Anda jika Anda telah terpapar rabies (profilaksis pasca pajanan/PEP) sebagai berikut:

Vaksin rabies

Petugas kesehatan akan memberikan empat suntikan yang akan dilakukan selama 14 hari. Jika telah divaksinasi sebelum terpapar, pasien hanya memerlukan dua suntikan. Dengan vaksin ini, tubuh akan dilatih untuk menghancurkan virus rabies sebelum virus memasuki otak.

Vaksin untuk virus rabies yakni human rabies immune globulin (HRIG). Untuk mendapatkan vaksin ini, petugas kesehatan akan memberikan suntikan di sekitar luka. HRIG memberi antibodi (molekul yang melawan infeksi) untuk menghancurkan virus di dekat luka sampai tubuh berhasil melawan virus tersebut.

Sebagai catatan, pasien tidak perlu mendapatkan HRIG jika sudah divaksinasi sebelum terpapar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro