Bisnis.com, JAKARTA - Banyak konglomerat dunia yang meminta anak-anak mereka menjadi penerus pengusaha keluarga.
Hal ini membuat mereka seringkali mengirim anak-anaknya ke sekolah asrama mewah di berbagai belahan dunia.
Biasanya, salah satu tujuan utama bagi mereka adalah Institut auf dem Rosenberg di Swiss, negara yang terkenal dengan sistem pendidikan elit dan sekolah asrama bergengsi dengan standar akademik dunia dan fasilitas modern yang memadai.
Bahkan sejumlah pihak menyebutkan sejumlah konglomerat Indonesia mengirimkan anak mereka ke sana.
“Diam-diam super rich Indo ada yang masukin anak-anak mereka ke sekolah asrama di Swiss ini. Tahun 2000-an, 1 putri pemilik mal di Jaksel juga sekilah di sana,” ujar salah satu warganet.
“Di Rosenberg, anak Indonesia itu nomor tiga terbanyak yang berasal dari Asia,” balas warganet lain.
Meski kepastian soal sosok ini belum terungkap, namun sejumlah alumni pernah mengenyam studi di sana, mula dari miliader Gunter Sachs hingga anak-anak dari oligarki Rusia Mikhail Khodorkovsky.
Tentu biaya yang dikeluarkan untuk bisa menikmati gaya hidup yang mewah sembari mendapatkan pengetahuan berharga tidaklah sembarang.
Mengutip dari Lofficiel, rata-rata bagi para siswa mencapai 150.000 franc Swiss, atau sekitar 133.000 poundsterling yang setara dengan Rp2,4 miliar.
Menelusuri Asrama Termahal di Dunia
Sejak didirikan pada tahun 1889, Institut auf dem Rosenberg telah mendidik siswa dalam lingkungan multikultural dan multibahasa.
Sekolah ini terletak di antara Danau Constance dan Alpstein (bagian dari Pegunungan Alpen), yang memungkinkan untuk mengadakan banyak acara olahraga untuk anak-anak dan remaja.
Udara bersih, iklim yang sedang, dan kondisi alami yang sehat membuat sekolah ini menjadi tempat yang ideal untuk belajar bagi siswa.
Sekolah yang berjarak 80 km dari Bandara Zurich dan hanya 10 km dari Bandara Alterheyn ini didapuk sebagai sekolah terindah di Swiss dari segi lingkungan dan dekorasi interior.
Sehingga, tak heran apabila bangunan sekolah ini terlihat seperti hotel kelas atas. Misalnya, ruang biologi dibuat dalam bentuk rumah kaca yang dikelilingi oleh danau kecil dengan air mancur.
Bahkan, jika hujan turun, semua pengunjung akan diberi payung dan mobil Rolls-Royce akan mengantar masing-masing individu ke tempat tujuan.
Satu Mahasiswa Didampingi Dua Guru
Melansir dari situs resmi, sekolah untuk usia 6 hingga 18 tahun ini memberikan perhatian khusus pada keterampilan dan pengetahuan yang akan membantu siswa di masa depan.
Mereka memiliki pendekatan pembelajaran yang sangat individual dan inovatif, di mana setiap siswa memiliki rencana pengembangan individu yang terus diperbarui dalam pertemuan mingguan dengan mentor staf.
Bahkan, per tahun 2019, sekolah ini hanya memiliki murid sebanyak 300 orang dari 48 negara, hal ini yang menjadikan ketatnya persaingan di sekolah ini.
Kelasnya pun hanya memiliki rata-rata delapan siswa per kursus dengan rasio staf ke siswa 1:2, yang artinya, setiap 1 orang guru mengampu 2 murid. Rasio ini sengaja didesain agar misi dalam setiap pelajaran di setiap kelas dapat tercapai dengan optimal.
Asrama Siswa Terletak di Wilayah Eksklusif
Terkait asrama yang ditinggali oleh para siswanya, rumah tersebut terletak di daerah perumahan eksklusif yang dikelilingi oleh pepohonan hijau dan ratusan bunga mawar yang mekar sepanjang musim panas.
Di sekolah ini, mereka terus memberikan pemahaman, di mana meski anak-anak yang sukses harus tinggal jauh dari keluarga, namun mereka harus tetap merasa tinggal di lokasi yang sama indahnya seperti di rumah.
Lorong-lorong asrama dilapisi lantai marmer mahal, jalan karpet di tangga, lukisan dalam bingkai berlapis emas hingga ukiran pintu kayu yang mewah.
Dicetak untuk Jadi Pengusaha Dunia
Di sekolah Rosenberg, anak-anak diberikan kesempatan untuk berkembang secara komprehensif melalui beragam aktivitas dan acara olahraga.
Sementara, pada musim dingin, mereka dapat mencoba olahraga ski alpen, snowboarding, dan skating di atas es, sementara pada musim panas, mereka dapat bermain tenis, ski air, bermain sepak bola, bola basket, bersepeda gunung, memanjat tebing, bermain golf, berenang, menari, dan bermain pedang.
Selain itu, sekolah juga menyelenggarakan acara-acara budaya seperti perjalanan ke Zurich, Geneva, Lucerne, Milan, Munich, dan Innsbruck, serta kunjungan ke museum, galeri seni, teater, dan opera, serta acara budaya lokal.
Dengan demikian, anak-anak dapat mengembangkan keterampilan olahraga dan juga memperoleh pengetahuan dan pengalaman budaya yang beragam.
Sang kepala sekolah Bernhard Gademann pun mengatakan, meski harga yang ditetapkan terbilang sangat fantastis, namun sekolah ini mampu memberikan pendidikan yang dapat mengubah para anak-anak menjadi pengusaha masa depan.
Pihaknya menawarkan berbagai program dan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan bisnis mereka, seperti program "Diploma Kewirausahaan" yang mengajarkan siswa tentang pemasaran, keuangan, dan perencanaan bisnis.
Klub "Pemimpin Bisnis Masa Depan" pun dihadirkan, di mana siswa dapat berjejaring dan belajar dari pengusaha sukses.
Dengan demikian, biaya sekolah yang sangat tinggi ini dianggap sebagai investasi dalam masa depan anak-anak tersebut, dengan harapan sang siswa akan dicetak menjadi pengusaha-pengusaha sukses yang mampu memberikan kontribusi nyata bagi perkembangan ekonomi dan sosial di masa mendatang.