Kortisol
Health

Kenali Tanda-tanda Kadar Kortisol Tinggi

Arlina Laras
Kamis, 6 Juli 2023 - 09:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kortisol atau hormon stres adalah hormon yang sangat penting dalam tubuh yang membantu mengatur respons tubuh terhadap situasi stres. 

Hormon ini diproduksi oleh korteks adrenal, yang terletak di atas ginjal. 

Kortisol memiliki beberapa peran penting dalam tubuh, termasuk mengontrol kadar gula darah, menjaga keseimbangan garam dan air, mengatur berat badan, dan mempengaruhi fungsi memori.

Dalam situasi stres, kortisol dilepaskan ke dalam darah sebagai respons tubuh terhadap tekanan atau ancaman. Ini membantu meningkatkan energi, meningkatkan fokus dan kewaspadaan, dan meningkatkan daya tahan tubuh. 

Sementara, dalam jangka pendek, peningkatan kadar kortisol adalah normal dan dapat membantu mengatasi stres.

Namun, masalah muncul ketika kadar kortisol terus-menerus tinggi dalam jangka waktu yang lama. 

Kondisi ini dapat terjadi dalam situasi stres kronis atau ketika tubuh mengalami gangguan produksi kortisol yang tidak normal. 

Kadar kortisol yang tinggi secara berkelanjutan dapat berdampak negatif pada kesehatan, seperti merasa cemas, depresi, sakit kepala, penyakit jantung, masalah ingatan dan konsentrasi, penambahan berat badan, hingga meningkatkan risiko diabetes.

Ahli Akupunktur dan Naturopat Mumbai Santosh Pandey mengatakan pada orang yang sehat, kortisol naik dan turun pada waktu yang berbeda sepanjang hari. 

“Biasanya lebih tinggi di pagi hari dan lebih rendah di malam hari kecuali seseorang bekerja lembur atau berganti shift. Beberapa peristiwa lain, yang dapat memengaruhi kadar kortisol, adalah hipotiroidisme, infeksi, dan olahraga,” katanya dikutip dari Indian Express, Kamis (6/7/2023)

Tanda Kadar Kortisol Tinggi

Ketika kortisol diproduksi secara berlebihan atau terus-menerus, dampak negatifnya dapat memengaruhi keseimbangan hormonal, metabolisme, sistem kekebalan tubuh, dan fungsi organ lainnya.

1. Berat badan bertambah

Kadar kortisol yang tinggi dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, meningkatkan nafsu makan, dan memicu penimbunan lemak di area perut hingga akhirnya terjadi penambahan berat badan.

2. Wajah bengkak memerah

Pasalnya, tingginya kortisol dapat menyebabkan retensi air dan peradangan pada tubuh. Ini dapat menyebabkan pembengkakan di wajah, terutama di area pipi.

3. Perubahan suasana hati

Tingkat kortisol yang tinggi dapat mempengaruhi keseimbangan kimia dalam otak dan memengaruhi suasana hati seseorang. Ini dapat menyebabkan perubahan suasana hati seperti kecemasan, iritabilitas, atau depresi.

4. Meningkatnya kecemasan

Hal ini erat kaitannya dengan respons "fight-or-flight" terhadap stres. Kadar kortisol yang tinggi secara kronis dapat membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap kecemasan dan merasa cemas secara berlebihan.

5. Kelelahan/kurang tidur

Kortisol mengatur siklus tidur dan bangun tubuh. Tingkat yang tinggi dapat mengganggu pola tidur dan menyebabkan masalah tidur, termasuk sulit tidur atau terbangun dengan mudah di malam hari.

6. Peningkatan buang air kecil

Tingkat yang tinggi bisa mempengaruhi keseimbangan garam dan air dalam tubuh dan menyebabkan peningkatan produksi urine dan sering buang air kecil.

7. Haid tidak teratur dan infertilitas pada wanita

Kortisol yang tinggi dapat mempengaruhi keseimbangan hormon reproduksi pada wanita. Ini dapat menyebabkan haid tidak teratur atau masalah kesuburan.

8. Kerentanan yang lebih tinggi terhadap infeksi

Kortisol berperan dalam mengatur sistem kekebalan tubuh. Kadar yang terus-menerus tinggi dapat melemahkan sistem kekebalan, sehingga meningkatkan risiko infeksi.

9. Rasa haus yang berlebihan

Kortisol dapat mempengaruhi keseimbangan elektrolit dalam tubuh, termasuk kadar air. Tingkat yang tinggi dapat menyebabkan rasa haus yang berlebihan.

Bagaimana cara mengelola kadar kortisol?

Penting untuk mengubah gaya hidup seperti tidur yang cukup, tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, berolahraga di pagi hari dan secukupnya, membuat jurnal, menghindari alkohol dan nikotin.

“Kadar kortisol dapat dikelola dengan makanan nabati yang tepat, mengurangi asupan kafein, olahraga, menghilangkan stres,” tutup Pandey.

Penulis : Arlina Laras
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro