Bisnis.com, JAKARTA – Pernahkah Anda secara tiba-tiba jatuh tertidur tetapi hanya dalam waktu singkat? Keadaan ini disebut dengan microsleep.
Dilansir dari Sleep Foundation (2/8/2023), microsleep adalah kondisi di saat tubuh kehilangan kesadaran karena mengantuk sehingga akan tertidur secara tiba-tiba. Lama tidur dalam microsleep sangat singkat, biasanya hanya sekitar satu sampai lima belas detik.
Ketika tertidur karena microsleep, otak tidak mengirimkan sinyal bekerja pada tubuh seperti saat bangun. Oleh sebab itu, orang yang mengalami microsleep bisa tiba-tiba terjatuh karena hilang kesadaran.
Microsleep muncul karena seseorang kurang tidur. Oleh sebab itu, kondisi ini biasa dialami oleh orang dengan gangguan tidur. Namun, orang yang tidak memiliki gangguan tidur juga bisa mengalaminya.
Bahaya Microsleep
Microsleep bukanlah kondisi yang bisa membahayakan tubuh. Namun, karena bisa terjadi kapan saja, aktivitas saat microsleep terjadi bisa membahayakan.
Bahaya microsleep bisa sangat fatal jika terjadi pada seseorang yang sedang mengemudi karena dia akan kehilangan fokus. Hilang fokus atau tertidur saat mengemudi bisa mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Selain itu, pekerjaan lain yang tinggi risiko juga akan membahayakan orang yang mengalami microsleep, seperti pekerjaan dengan mesin, operasi, pekerjaan dengan benda tajam, pekerjaan yang melibatkan listrik, dan lain-lain.
Oleh sebab itu, pengemudi jarak jauh tidak sebaiknya mengemudi dalam kondisi mengantuk atau kurang tidur. Pekerja yang memiliki risiko pekerjaan tinggi seperti pekerja pabrik, pekerja konstruksi, dan teknisi juga dianjurkan menjaga kesegaran untuk menghindari terjadinya microsleep.
Selain bagi pengemudi dan pekerja, microsleep juga bisa terjadi pada siapa saja. Penting untuk mengenali microsleep dan mengatasinya agar tidak memicu potensi bahaya bagi diri sendiri.
Gejala Microsleep
Gejala microsleep yang paling umum adalah kedua mata tertutup seluruhnya atau sebagian, tetapi microsleep juga bisa terjadi dengan mata terbuka.
Orang yang mengalami microsleep seringnya tidak sadar akan kondisi ini. Hal ini disebabkan oleh gejalanya bisa disalah artikan sebagai perasaan lelah semata. Saat dalam microsleep, seseorang tidak akan merespons seperti suara atau visual.
Gejala lainnya dari microsleep adalah pelebaran pupil. Pada detik-detik sebelum microsleep, mata akan bergerak lebih lambat dan kelopak mata menutup. Saat melambat, pupil akan melebar dan tidak menangkap cahaya seperti biasa. Perlambatan gerak mata ini biasanya tidak disadari.
Mengatasi Microsleep
Microsleep tidak diidentifikasi ke dalam jenis gangguan tidur dan tidak ada penanganan khusus untuk mengobatinya. Microsleep bisa diatasi dengan menjaga durasi dan pola tidur yang baik secara rutin. Lama tidur yang dianjurkan Mayo Clinic bagi orang dewasa adalah setidaknya 7 jam setiap malamnya.
Namun, apabila microsleep tetap terjadi setelah cukup tidur, Anda mungkin ingin berkonsultasi dengan dokter untuk mengantisipasi gejala gangguan tidur lainnya.