Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah mendorong jumlah kunjungan wisatawan asing pasca-pandemi, yang mengalami penurunan drastis.
Salah satu upayanya adalah dengan melakukan kerja sama dan saling menggelar pameran pariwisata di negara-negara dengan wisatawan terbanyak.
Kali ini, dalam rangka memperingati 50 tahun hubungan diplomatik Korea-Indonesia, kampanye Visit Korea Year 2023 -2024, serta kampanye Busan World Expo 2030, Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan melakukan kerja sama pariwisata untuk sama-sama meningkatkan jumlah kunjungan.
Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf/Baparekraf Raden Wisnu Sindhutrisno kerja sama dengan Korea Selatan cukup intensif, terlebih Korea sempat menjadi salah satu negara yang menyumbang wisatawan besar ke Indonesia.
Pada 2022, ada sekitar 121.000 wisatawan Korea yang datang ke Indonesia, sementara orang Indonesia yang datang ke Negeri Ginseng baru sekitar 50.000-an.
Sementara itu, tahun ini ada kenaikan jumlah kunjungan seperti pada semester pertama sudah sekitar 145.000 wisatawan Korea yang datang ke Indonesia dan target Kemenparekraf sendiri tahun ini mencapai 194.500 wisatawan dari Korea yang datang ke Indonesia.
"Kita sampai Juni sudah yang datang ke Indonesia sudah 145.000, jadi mudah-mudahan 40.000-an lagi, tapi harapannya dalam enam bulan semoga bisa sampai 100.000-an sampai Desember nanti semoga bisa tercapai dan terlampaui targetnya," imbuhnya.
Adapun, kunjungan dari Indonesia ke Korea Selatan pada 2022 mencapai 62.000 orang, dan sepanjang semester pertama tahun ini baru sekitar 30.000-an.
Destinasi Favorit Wisatawan Korea Selatan
Beberapa daerah di Indonesia tengah didorong menjadi destinasi prioritas untuk wisatawan mancanegara. Untuk Korea Selatan, Bali dan Jakarta menjadi destinasi utama.
"Dari Korea ke Indonesia paling pertama dan utama Bali untuk liburan dan Jakarta untuk bisnis. Mereka sekarang sudah mulai melihat Yogyakarta, Manado, dan Batam. Ke depannya charter flight Jeju Air mudah-mudahan bisa menjadi penerbangan terjadwal," ungkap Wisnu dalam Korea Clture & Travel Festival, Jumat (1/9/2023).
Menurutnya, wisatawan dari Korea sangat menyukai destinasi yang punya atraksi olahraga, seperti sport tourism, water sport, golf, dan lainnya. Adapun, momentum kedatangan para wisatawan Korea Selatan biasanya terbagi empat kali dalam setahun.
"Momennya yang paling banyak datang ada dua, winter dan summer, dan di sela-sela itu ada golden week dua pekan antara April dan Mei, jadi yang kita catat momentumnya ada 4 kali setahun dan antara September Oktober mereka bepergian juga," ujarnya.
Adapun, beberapa destinasi yang ingin dikembangkan khusus untuk wisatawan Korea antara lain di wisata pantai lantaran umumnya wisatawan Korea mencari udara hangat. Namun, wisata pegunungan juga tidak menutup kemungkinan untuk menarik perhatian mereka karena pegunungan di Indonesia tidak terlalu dingin.
"Beberapa destinasi prioritas kita sudah dekat dengan kegemaran wisatawan dari Korea, mereka senang sport, kita promosikan Mandalika, Batam, dan Bali. Di Bali juga selain untuk sport juga untuk honeymoon dan pesta pernikahan, mereka dream place-nya di Bali, jadi mereka ke depan akan banyak makanya kita dorong tambah lagi penerbangannya. Di Batam ada golf, dan cruise, di Labuan Bajo juga kita dorong promosikan," paparnya.
Harapannya, dengan adanya tambahan jumlah wisatawan, sektor pariwisata bisa kembali menjadi mesin penghasil devisa negara, karena rata-rata kontribusi terhadap PDB sudah 3-4 persen.
"Diharapkan dengan semakin banyak konektivitas dan wisatawan datang akan semakin meningkat kontribusi pariwisata dan ekonomi kreatif kepada PDB. Karena kalau turis datang ekonomi kreatif, UMKMnya terajak, kalau wisatawan banyak destinasi bagus ekonomi UMKM terangkat," imbuhnya.