Serangan jantung mendadak pada usia muda/ilustrasi
Health

Cuaca Panas Ekstrem dan Polusi Udara Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 3 September 2023 - 14:13
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Meningkatnya kejadian cuaca ekstrem telah menciptakan beragam masalah.

Mulai dari mengganggu siklus pangan, menghancurkan habitat, dan memunculkan penyakit-penyakit baru yang lebih berbahaya dari penyakit-penyakit yang ditularkan melalui vektor.

Menurut penelitian American Heart Association baru-baru ini, polusi udara dan panas ekstrem berkontribusi terhadap peningkatan serangan jantung.

Dilansir dari Times of India, American Heart Association menyoroti penelitian dari China yang menyelidiki 202.000 kematian akibat serangan jantung yang terjadi antara tahun 2015 dan 2020.

Studi tersebut menemukan bahwa hari-hari yang ditandai dengan panas ekstrem dan tingginya tingkat partikel polusi udara dikaitkan dengan risiko kematian akibat serangan jantung yang lebih tinggi.

Risiko ini terutama terjadi pada perempuan dan orang lanjut usia selama gelombang panas. Hingga 2,8% kematian akibat serangan jantung dapat dikaitkan dengan kombinasi suhu ekstrem dan partikel polusi udara di lingkungan.

Oleh karena itu, laporan tersebut menekankan bahwa kejadian suhu ekstrem, yang semakin sering terjadi, mempunyai dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat umum.

Bumi telah memanas secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. IPCC melaporkan bahwa aktivitas antropogenik dan emisi gas rumah kaca telah menyebabkan pemanasan bumi sebesar 1,1 derajat sejak masa pra-industri.

Dikhawatirkan angka tersebut akan melampaui angka 1,5 derajat pada dekade berikutnya jika tidak diatasi tepat waktu.

Jika tidak ada tindakan yang diambil, planet ini bisa memanas hingga 2 derajat Celcius, yang akan mengakibatkan kematian yang tidak dapat diperbaiki lagi.

Para ilmuwan telah menyatakan bahwa peningkatan emisi CO2 menyebabkan peningkatan pemanasan bumi.

Down to Earth melaporkan bahwa kenaikan suhu menyebabkan peningkatan konsentrasi aerosol di atmosfer, yang selanjutnya menyebabkan polusi udara. Aerosol juga berkontribusi terhadap kabut asap yang menyebabkan gangguan kesehatan pada individu.

Meningkatnya suhu juga menyebabkan kenaikan suhu permukaan laut sehingga mengganggu siklus monsun. Meskipun beberapa wilayah mengalami situasi seperti kekeringan ekstrem, wilayah lain di dunia menghadapi curah hujan tinggi yang menyebabkan situasi seperti banjir.

Sebuah studi dari MIT menunjukkan bahwa polusi bertahan lebih lama di kota-kota dan angin topan musim panas menjadi lebih ekstrem.

Meskipun komunitas internasional harus mendiskusikan berbagai kesepakatan iklim dan mencari solusi untuk membatasi perubahan iklim, masyarakat umum dapat mengikuti beberapa tindakan pencegahan untuk melindungi diri mereka dari dampak perubahan iklim terhadap kesehatan.

Di antaranya, untuk menurunkan suhu tubuh, cobalah minum lebih banyak air, bersantai, dan mencelupkan kaki ke dalam air dingin. Disarankan untuk mematikan kipas angin saat suhu mencapai 95 derajat atau lebih tinggi.

Pakar WHO mengatakan kipas angin kemungkinan besar tidak akan mencegah penyakit akibat panas saat cuaca sepanas itu. Penggunaan masker saat keluar rumah dan memasang alat pembersih udara di rumah juga merupakan langkah bagus untuk membatasi paparan polutan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro