Bisnis.com, JAKARTA – Orang yang sering mengonsumi minuman manis dan soda, lebih rentan terserang penyakit ginjal. Umumnya, penyakit ginjal dapat menumbuhkan penyakit lain pada tubuh manusia.
Ketika ginjal tidak sehat, peran penting ginjal sebagai penyaring darah tidak beroperasi dengan normal. Hal inilah yang membuat penyakit lain bisa saja muncul.
Penyakit ginjal bukan hanya penyakit yang sering menyerang orang tua dengan usia lebih dari 50 tahun, tetapi penyakit ginjal juga dapat menyerang orang dengan usia muda. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh kebiasaan mengkonsumsi minuman manis dan bersoda.
Dikutip Reuters (13/9/2023), menurut sebuah penelitian di AS, orang yang minum banyak soda manis dan jus lebih mungkin terkena penyakit ginjal kronis dibandingkan mereka yang tidak.
Sudah diketahui secara luas bahwa minuman yang dimaniskan dengan gula, seperti soda dan minuman buah manis harus dihindari untuk mengurangi risiko seseorang terkena penyakit kronis seperti obesitas, hipertensi, diabetes, ginjal dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Untuk mencegah terjadi hal yang tidak diinginkan pada ginjal kamu, kamu bisa perlahan menghindari minuman bersoda dan minuman manis.
Cara mencegah penyakit ginjal:
1. Berhenti merokok
Merokok meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular termasuk serangan jantung atau stroke yang dikaitkan dengan risiko CKD yang lebih tinggi. Berhenti merokok akan meningkatkan kesehatan secara umum dan mengurangi risiko kondisi serius ini.
2. Diet sehat
Pola makan yang sehat dan seimbang dapat mengurangi risiko penyakit ginjal dengan menjaga tekanan darah dan kolesterol pada tingkat yang sehat.
Diet seimbang harus mencakup:
• Banyak buah dan sayuran, usahakan setidaknya 5 porsi sehari.
• Makan makanan yang bertepung, seperti kentang, roti gandum, nasi atau pasta
• Beberapa produk susu atau produk susu alternatif
• Beberapa kacang-kacangan atau kacang-kacangan, ikan, telur atau daging sebagai sumber protein
• Rendahnya kadar lemak jenuh, garam dan gula
Perubahan pola makan secara khusus dapat membantu mengatasi penyakit ginjal, seperti membatasi jumlah kalium atau fosfat dalam makanan.
3. Kelola Asupan Alkohol
Minum alkohol dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah dan kadar kolesterol meningkat ke tingkat yang tidak sehat. Pria dan wanita disarankan untuk tidak rutin minum lebih dari 14 unit dalam seminggu.
4. Berolahraga
Olahraga teratur akan membantu menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko terkena penyakit ginjal. Direkomendasikan setidaknya 150 menit (2 jam 30 menit) aktivitas aerobik intensitas sedang, seperti bersepeda atau jalan cepat, setiap minggu, serta latihan kekuatan 2 hari atau lebih dalam seminggu yang melatih semua otot utama, kaki, pinggul, punggung, perut, dada, bahu dan lengan.
5. Hati-hati dengan Obat Pereda Nyeri
Penyakit ginjal dapat disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) , seperti aspirin dan ibuprofen atau mengonsumsinya lebih lama dari yang disarankan.
6. Menurunkan Berat Badan dan Mempertahankan
Orang yang suka minuman soda dan minuman manis pada umumnya memiliki badan gemuk. Lemak pada lingkar pinggang akan berbahaya bagi kesehatan jika jumlahnya terlalu banyak. Kondisi ini mampu meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, terutama bagi orang-orang dengan obesitas maupun berat badan berlebih.
7. Minum Air Putih
Minum air putih dalam jumlah yang cukup, setidaknya 8-10 gelas per hari, hal ini lebih baik daripada minum soda dan minuman manis.
8. Tidur yang Cukup
Mencukupi istirahat dengan tidur 6-8 jam sehari diperlukan agar tubuh dan organ di dalamnya termasuk ginjal tetap sehat.
9. Kelola Stres
Depresi atau stres karena kerjaan atau masalah yang sedang dihadapi seharusnya di kontrol. Biasanya orang stres akan melempiaskan dirinya kedalam minuman alkohol atau bersoda, kelola agar kamu tidak terbawa kedalam kebiasaan tersebut
10. Lakukan Pemeriksaan Rutin Jika Memiliki Penyakit Tertentu
Hipertensi dan diabetes merupakan penyakit yang sering menyebabkan komplikasi berupa penyakit ginjal. Jika memiliki penyakit-penyakit tersebut, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter. (Maria Elfika Simplisia)