Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan menggandeng pegiat industri kecantikan mulai dari beauty enthusiast, influencer, konten kreator, hingga dokter di bidang estetika dan kecantikan untuk meluncurkan program Inspirasi.
Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan meskipun kosmetik merupakan salah satu produk yang diawasi BPOM dengan risiko rendah, tetap tietap ada risiko jika salah memilih dan digunakan dalam jangka panjang.
"Dari produk-produk yang diawasi Badan POM baik obat, makanan, dan pangan, kosmetik masuk dalam produk berisiko rendah. Tapi tetap ada risiko di sana sehingga menjadi tanggung jawab kita bersama untuk memahami terkait aspek regulasi, dan pengetahuan sehingga produk kosmetik yang diedarkan dan dikonsumsi tetap aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan kita," ujarnya Forum Peningkatan Literasi Kosmetik Aman, Rabu (20/9/2023).
Pasalnya, lanjut Penny, walaupun berisiko rendah, kosmetik juga bisa memberikan dampak jangka panjang kepada tubuh, terutama jika ada penyalahgunaan kandungan bahan aktif yang berbahaya seperti misalnya merkuri.
"BPOM sangat concern dengan aspek keamanan kosmetik sampai ke tangan konsumen, terutama karena kosmetik sekarang sudah diakses mulai dari anak remaja, jadi mereka menggunakan kosmetik dengan jangka panjang. Ini penting untuk kita semua bersama bertanggung jawab mengedukasi masyarakat," paparnya.
Penny menyebutkan, sejak pandemi peredaran kosmetik terutama secara online semakin besar. Dari sekian banyak produk yang diberi izin edar oleh Badan POM, lebih dari 40 persennya adalah produk kosmetik.
Dari tingginya kemunculan dan minat terhadap berbagai produk kosmetik ini, kemudian muncul juga banyak profesi baru seperti beauty enthusiast dan konten kreator sehingga BPOM perlu mendampingi siapa pun yang terlibat untuk mengedukasi masyarakat.
Oleh karena itu, BPOM meluncurkan program INSPIRASI: Intensifikasi Literasi Kosmetik Aman untuk peningkatan literasi dalam lini kosmetik aman termasuk kepada para influencer dan konten kreator di media sosial.
"Komitmen ini untuk memberi dukungan pada generasi masa depan yang lebih berkualitas dan menghindari sejauh mungkindari risiko kesehatan terkait estetika," imbuh Penny.
Lebih lanjut, Penny mengatakan dengan melakukan edukasi dari para influencer dan konten kreator yang ditonton banyak massa ini, harapannya ke depan masyarakat lebih jeli dan hanya akan memilih produk-produk kosmetik yang aman.
"Harapannya masyarakat juga lebih kritis dengan produk-produk yang dipromosikan oleh profesi kecantikan," tambahnya.
