Bisnis.com, JAKARTA -- Saat ini, pebisnis tak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia masih di dominasi pria. Namun, tak menutup kemungkinan bagi wanita dan usia muda untuk sukses berbisnis.
Dengan adanya kemudahan yang ditawarkan mulai dari media sosial hingga ekosistem dan lingkungan bisnis yang semakin baik, kaum perempuan juga semakin mampu ikut berkembang sebagai wirausaha.
Salah satu perempuan yang mampu mencetak sukses dalam bisnisnya di usia muda adalah Nikita Wiradiputri. Wanita kelahiran 1990 dikenal sebagai CEO dan Co-Founder Dear Me Beauty, brand kosmetik lokal Indonesia.
Baca Juga Profil Peter Sondakh Bos Rajawali Corp yang Dikabarkan Akan Jual Saham Archi Indonesia (ARCI) |
---|
Sebelum membangun bisnisnya, Nikita sudah memiliki mimpi untuk menjadi seorang entrepreneur sejak dini. Sempat mencari pengelaman bekerja di beberapa perusahaan, dia mendapatkan kesempatan yang tak terduga untuk menjalankan bisnis kecantikan.
Dia mempelajari dunia bisnis dari nol hingga cara membangun perusahaan. Kemudian, dia juga belajar meracik bahan-bahan yang tepat untuk produk-produk kecantikan.
Melalui Dear Me Beauty, dia berupaya menciptakan industri kecantikan yang tidak hanya berfokus pada standar kecantikan yang ada, namun juga menanamkan ingin membangun kepercayaan diri pada setiap penggunanya.
Berkolaborasi lintas industri
Salah satu yang membuat Dear Me Beauty unik dan semakin diingat banyak orang adalah kolaborasinya yang unik, lintas sektor bisnis.
Menurut Niki, kolaborasi penting selain menguntungkan untuk kedua pihak yang terlibat, juga untuk membangun awareness atau kesadaran masyarakat akan masing-masing brand.
Baca Juga Profil Iwan Parsila, Deputi Komisioner OJK Pengawas Asuransi yang Baru dari Dirut BRI Life |
---|
Dear Me Beauty membangun komunitas kecantikan lokal melalui co-branding dan kolaborasi dengan berbagai brand makanan dan minuman ternama seperti Nissin Wafer, Yupi, SASA, KFC, Chatime, Heavenly Blush, Buavita, dan berbagai brand lokal lainnya.
Kolaborasi ini menghasilkan produk kosmetik yang inovatif dan unik yang cocok untuk semua kelompok umur.
Kemudian, tak bisa hanya bermodal viral untuk membuka bisnis yang bisa mendapat respons pasar yang ramai. Harus ada inovasi yang terus dilakukan dan tak boleh melewatkan kesempatan dengan berkolaborasi.
Niki mengatakan untuk memulai bisnis harus mulai dari kesiapan diri untuk jatuh dan bangkit lagi, harus siap berada di posisi terendah sebelum mencapai posisi tertinggi.
"Kalau menurutku kalau mau memulai bisnis itu harus siap kadang kita di atas, kadang di bawah. Satu formula yang saya dan tim selalu pelajari dan juga mungkin ajaran dari orang tua saya juga, adalah jangan melihat kritik atau saran adalah sesuatu yang menakutkan," katanya.
Menurutnya, dengan adanya kritik justru bisa dijadikan bahan pembelajaran, dari mana pun kritik tersebut datang. Dengan naik turunnya bisnis, pebisnis juga bisa mengetahui di titik lemah bisnis yang sedang dijalani.
"Kita juga bukan brand yang nggak pernah gagal. Tapi dengan gagal kita pasti mikir mau maju atau mau mundur. Nah, kita selalu ada positive mindset yang kita tanamkan nggak apa-apa gagal sekarang, tapi kita bangun lagi," tambahnya.
Jika pernah merasakan gagal, kita bisa mempelajari, bangun lagi, dan analisa kesalahannya di mana, apa yang bisa diperbaiki lalu kita berkembang dari sana.
"Ini mungkin terdengar klise, tapi ternyata ini memang kuncinya," jelasnya.