Bisnis.com, MALANG—Untuk mencegah terjadinya kasus bunuh diri, maka dibutuhkan kepekaaan, kesediaan mendengar, dan membantu dari orang yang mempunyai masalah dan bisa berujung pada tindakan bunu diri.
Dosen Program Studi Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Hudaniah, mengatakan belakangan, banyak kasus anak muda yang memilih mengakhiri hidupnya sendiri. Banyak alasan mengapa mereka memilih untuk menyerah.
“ Bisa saja menghadapi jalan buntu, kegagalan yang sudah tidak mungkin ditemukan jalan keluarnya, hingga hilangnya kepercayaan pada diri sendiri,” katanya, Jumat (27/10/2023)
Menurutnya, permasalahan yang membuat seseorang memilih untuk bunuh diri itu sangat beragam dan tidak bisa ditebak.
“Sejauh ini, tidak ada psikolog yang membocorkan permasalahan yang diceritakan kliennya. Tapi menurut penelitian, ada empat hal yang menjadi permasalahan utama,” ujarnya.
Keempatnya mencakup permasalahan interpersonal, intrapersonal, keluarga, dan pendidikan. Permasalahan interpersonal menjadi kasus yang paling banyak dialami oleh remaja.
Menurut penelitian, sekitar 30% remaja mengalami permasalahan jenis ini. Intrapersonal berhubungan dengan jati dirinya sendiri, apa yang dipikirkan, nilai evaluasi diri, harga diri, dan bagaimana dia mengatasi konflik di dirinya, sedangkan interpersonal berhubungan dengan penerimaan informasi antar dua orang atau lebih seperti hubungan pertemanan, keluarga, dan lain-lain.
Media sosial menjadi salah satu hal yang dapat memperkeruh keadaan. Jika merujuk pada penelitian yang disebutkan oleh dosen psikologi itu, penggunaan media sosial memiliki dampak bagi kesehatan mental.
“Seringnya, saat kita terpuruk, kita cenderung akan mencari informasi yang relevan dengan kondisi kita saat itu. Artinya saat sedang bersedih, kita mencari informasi yang sesuai dengan kesedihan atau biasa kita sebut dengan kegalauan,” jelasnya.
Menurut dia, trauma masa lalu dan ketakutan akan masa depan juga dapat menjadi cikal bakal menyerahnya seseorang.
Hudan menegaskan, masa lalu tidak akan bisa diulangi kembali. Karena itulah, manusia harus bisa memahaminya dan mencari cara untuk memperbaikinya pada masa depan dengan evaluasi diri, melakukan pendekatan, dan berusaha agar hal tersebut tidak terulang kembali.
Orang yang sedang dalam masalah, dia menegaskan, membutuhkan kepekaan orang di sekitarnya. Dibutuhkan sensitivitas tinggi dari orang-orang terdekatnya untuk mengetahui apa yang sedang ia alami. Karena bisa jadi, orang yang terlihat bahagia di depan itu tengah mengalami masalah besar.
Hudan mengatakan, mereka yang mengalami masalah biasanya ada perubahan dari sikapnya. Bisa dilihat dari cara berpakaian, produktivitas, atau yang lainnya. Maka, sebagai orang terdekat, salah satu pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah menjadi pendengar yang baik bagi mereka yang membutuhkan. Begitupun dengan memberikan dukungan, baik moral maupun materiil ke mereka.
“Merasa capek itu boleh, tapi jangan berhenti di capeknya. Harus bisa menjadi lebih kuat. Memberi kekuatan bagi mereka yang akan menyerah. Perlu ada peningkatan kepekaan sosial. Jika kita saling menguatkan, Insyaallah kita bisa saling bantu mengatasi masalah,” tandasnya. (K24)