Bisnis.com, JAKARTA - Akhir tahun ini, jembatan kaca Seruni Point Bromo akan segera dioperasikan menyusul target pembangunannya yang sudah akan rampung.
Jembatan ini, dioperasikan untuk mendukung pariwisata di lingkungan Bromo tersebut.
Berikut fakta-fakta jembatan kaca seruni Point di Bromo
1. Jembatan kaca pertama di Indonesia
Salah satu infrastruktur penunjang pariwisata yang tengah dikerjakan Kementerian PUPR melalui Balai Geoteknik Terowongan dan Struktur, Bintekjatan, Ditjen Bina Marga adalah Jembatan Kaca Seruni Point di KSPN Bromo-Tengger-Semeru, Jawa Timur. Jembatan ini merupakan jembatan kaca pertama di Indonesia.
2. Panjang 120 meter
Jembatan kaca untuk pejalan kaki ini membentang sepanjang 120 meter dengan lebar 1,8 meter pada bentang utama dan 3 meter pada bagian awal dan tengah bentang, berada di atas jurang dengan kedalaman sekitar 80 meter.
Sistem struktur lantai/deck jembatan gantung berupa kaca pengaman berlapis (laminated glass) yang terdiri dari dua lembar kaca atau lebih, yang direkatkan satu sama lain dengan menggunakan satu atau lebih lapisan laminasi (interlayer) dengan total ketebalan 25,55 mm.
Struktur jembatan ini dilengkapi double protection steel berupa baja galvanis yang dilapisi cat epoxy agar lebih tahan terhadap karat.
4. Proses pembangunan
Jembatan yang dibangun dengan tipe suspended cable ini mulai dikerjakan pada akhir September 2021 dan ditargetkan selesai pada akhir September 2022. Hingga saat ini progres fisik pekerjaan sudah mencapai kurang lebih 50%. Pembangunannya bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) karena melintasi kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo sebagai penyedia lahan untuk salah satu kaki jembatan.
5. Hubungkan Terminal Wisata Seruni Point dengan Gunung Bromo
Kehadiran jembatan kaca ini menjadi destinasi wisata adrenalin yang menghubungkan Terminal Wisata Seruni Point dengan Shuttle Area dengan pemandangan Gunung Bromo, Gunung Batok dan Gunung Semeru. Dengan demikian jembatan ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke KSPN Bromo-Tengger-Semeru.
6. Ide pembuatan
Gubernur Jawa Timur Khofifah mengungkapkan, ide jembatan kaca ini berawal dari presentasi salah satu Dirjen PUPR tahun 2020. saat itu yang disiapkan sesungguhnya adalah jembatan kaca TNBTS di Kabupaten Malang.
"Lalu saya menyampaikan kalau bisa di Seruni Point Bromo Tengger Semeru Kabupaten Probolinggo. Karena rata-rata wisatawan itu mengambil destinasi TNBTS melalui Kabupaten Probolinggo dan daerah Tengger. Dalam prosesnya, semua dikoordinasikan dengan Menteri PUPR, Bupati Probolinggo,” tuturnya dikutip dari laman kominfo Jatim.
Khofifah mengatakan, telah menawarkan kembali pembangunan jembatan kaca di Tumpak Sewu antara Lumajang dengan Malang.
7. Material dan tingkat keamanan
Dikutip dari laman Kemenparnrb, kaca yang digunakan pada jembatan kaca Seruni Point sendiri memiliki 2 lapisan kaca dengan total ketebalan 25.52 mm. Kaca yang digunakan berukuran 1.8 m x 1.5 m dengan jenis kaca struktural Tempered Glass ditambah laminasi Interlayer Sentry Glass Plus dan bobot satu segmen lantai mencapai 180 kilogram. Dari spesifikasi yang terlampir, tentunya spesifikasi kaca yang digunakan pun sudah jelas berbeda dengan kaca yang digunakan pada jembatan kaca Limpakuwus, Banyumas.
Pengujian dilaksanakan untuk mensimulasikan beban rencana dengan dinaiki langsung oleh 8 orang dewasa dan juga menggunakan bantalan karet jembatan. Dalam keadaan tersebut, ternyata tidak terdapat kerusakan pada kaca. Uji pembebanan ini juga membuktikan bahwa kaca yang digunakan di Jembatan Kaca Seruni Point, Bromo Tengger Semeru 5x lebih kuat dari beban rencana.
Selain pengujian simulasi beban rencana, pengujian kaca juga dilakukan dengan melakukan pembebanan secara terpusat pada lantai kaca hingga pecah untuk melihat seberapa besar kekuatan kaca dalam menahan beban. Hasilnya, kaca pada lapisan pertama pecah terlebih dahulu dengan kekuatan 6290 kilogram atau setara 6,29 ton, kemudian pembebanan masih dilanjutkan sampai kaca lapisan kedua pecah pada kekuatan 3980 kilogram atau setara 3,98 ton. Dan setelah kedua lapisan kaca pecah, jembatan masih dapat dilalui dengan aman.
Faktanya, karena terdiri dari 2 lapisan yang diperkuat dengan SGP (Sentry Glass Plus) lapisan kaca yang pertama kali pecah adalah lapisan bagian bawah. Jadi kaca tidak langsung pecah seluruhnya karena kaca lapisan atas masih utuh. Dan ketika seluruh lapisan kaca sudah pecah termasuk pada lapisan atasnya, kaca tersebut masih bertumpu pada rangka dan masih mampu menahan beban. Hal ini dibuktikan pada pengujian kaca yang dilaksanakan di laboratorium struktur Balai Geoteknik, Terowongan dan Struktur pada tahun 2020 yang lalu.
Melalui rangkaian pengujian ini, jembatan kaca Seruni Point Bromo telah melewati beberapa tahapan uji laik fungsi untuk menjamin kekuatan dan keselamatan pengguna, tidak hanya dari penggunaan material kacanya saja tetapi juga didukung dengan metode konstruksi yang tepat. Kedepannya, pengunjung jembatan kaca Seruni Point Bromo juga akan diberikan safety tools salah satunya seperti kaus kaki khusus sebelum melintasi jembatan kaca.