Bisnis.com, JAKARTA - Industri digital Indonesia adalah ekosistem yang berkembang pesat, tempat peluang berlimpah bagi para pembuat konten yang baru.
Dalam satu dekade terakhir, pekerjaan sebagai content creator mengalami perubahan stigma yang signifikan dari yang awalnya diremehkan hingga sekarang menjadi salah satu pilihan karir utama, bagi banyak lulusan sekolah menengah dan universitas.
Meningkatnya konsumsi dan rekomendasi konten yang menitikberatkan gaya hidup aspirasional, membuat banyak orang menyinonimkan pekerjaan pembuatan konten atau menjadi seorang influencer dengan penghasilan diatas rata-rata.
Hal ini didukung dengan terus meningkatnya permintaan pasar akan konten baru setiap harinya, berbanding lurus dengan meningkatnya harga yg dipatok seorang content creator untuk setiap kontennya.
Tapi apakah benar semudah itu untuk menjadi seorang influencer yang sukses?
Salah satu kunci keberhasilan pembuat konten adalah konsistensi dan kolaborasi. Sebut saja Andovi Andreas Show, sebuah kanal Instagram dan TikTok yang dibesut oleh influencer ternama Andovi da Lopez, mendapatkan lebih dari 200,000 followers di TikTok dalam waktu kurang dari 6 bulan dengan jumlah penonton jutaan.
Kanal baru ini menaikkan 1-2 konten baru setiap hari dengan berbagai kolaborasi nama-nama besar seperti Rayi Putra dan Oslo Ibrahim.
Dibalik hasil yang luar biasa ini, tentunya ada banyak kerja keras dan usaha yang dilakukan seperti menyebarkan ajakan kolaborasi, tim produksi yang siaga dan tepat jadwal dalam menaikkan konten, serta produser yang harus selalu rajin mengeksplorasi ide baru.
Penting juga untuk selalu memiliki fan engagement yang konsisten, seperti membalas komentar-komentar penggemar dan bertanya jawab di kolom komentar, seringkali dilupakan oleh banyak content creator.
Padahal ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan jumlah tontonan dan pengikut yang paling mujarab. Ketika kita bisa membangun fanbase yang kuat untuk konten kita, di situlah nilai dari konten tersebut akan semakin tinggi di mata klien nantinya.
Meningkatnya jumlah pengguna dan migrasi terhadap platform media sosial TikTok juga Instagram Reels, membuktikan bahwa pengguna internet baik dunia maupun Indonesia lebih memilih jenis konten video pendek, seringkali disebut sebagai snacking content.
Konten format pendek ini bisa dinikmati tanpa komitmen waktu yang lama, ini sangatlah penting untuk pengguna media sosial yang mayoritas berada di usia 17-28 tahun.
Apabila kita selidiki lebih dalam, konten yang akhir-akhir ini diangkat oleh algoritma media sosial pun semakin bergeser. Dari yang sebelumnya bersifat cover, baik itu musik atau dance menjadi konten berbasis edukasi dan informasi.
Konten-konten siniar (podcast), tutorial dan eksperimen sosial yang dirangkum dalam sebuah video pendek 1 menit menempati peringkat teratas di lini masa rekomendasi media sosial, seperti FYP dan Explore, seiring meningkatnya permintaan akan konten yang tak hanya menghibur tapi juga informatif.
Pihak yang paling diuntungkan dengan meledaknya industri content creator bukan hanya subyek dari industri itu sendiri, para influencer; Apabila kita melihat dari sudut pandang ekonomi, industri ini perlahan menjadi kontributor signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Diiringi komitmen jenama-jenama besar untuk menginvestasikan lebih banyak dana pemasaran untuk content creator, pekerjaan sebagai pembuat konten menjadi sebuah pekerjaan yang stabil dan cukup untuk ditekuni penuh waktu.
Hal ini tentunya meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan, apalagi dalam sebuah tim pembuatan konten biasanya mempekerjakan dua sampai tiga orang diluar sang content creator sendiri, untuk memastikan semua proses produksi berjalan lancar.
Posisi di berbagai bidang produksi seperti penulisan naskah, pengeditan dan pembuatan video, serta desain grafis mampu menyerap lebih banyak pekerja.
Dengan kerja sama dan strategi yang tepat, dana pemasaran yang dikeluarkan akan meningkatkan omset dan keuntungan brand, yang kemudian akan diinvestasikan ulang dalam jumlah yang lebih besar ke para content creator. Ini tidak hanya berlaku untuk brand besar tapi juga jenama-jenama lokal dan UMKM yang secara langsung akan meningkatkan perekonomian negara secara menyeluruh.
Pembuat konten yang fokus kepada konten-konten bersifat universal, seperti musik, vlog perjalanan dan wisata, secara tidak langsung mengangkat budaya sebuah negara. Korea Selatan dengan gencar mengangkat konten-konten yang memaparkan budaya mereka, mulai dari K-pop hingga K-drama.
Semua konten ini kemudian dipromosikan lebih jauh oleh para influencer, yang membuat masyarakat Indonesia lebih mengenal negara itu dan pastinya akan membuat rencana wisata. Artinya para pembuat konten secara tidak langsung meningkatkan minat wisatawan terhadap negara tersebut dan meningkatkan pendapatan wisata mereka.
Menjadi seorang content creator bukanlah sesuatu yang mudah karena melibatkan konsistensi dan kerja keras dalam berkolaborasi.
Tidak jarang mereka harus menjalaninya paruh waktu di beberapa bulan pertama, sebelum akhirnya cukup stabil untuk menjalaninya penuh waktu. Tapi industri content creator Indonesia adalah lahan yang penuh dengan peluang, mengingat industri ini akan terus bertumbuh seiring meningkatnya konsumsi konten di Indonesia.