Bisnis.com, JAKARTA -- Ikut serta dalam kelas yoga ternyata dapat membantu penderita epilepsi mengurangi frekuensi kejang hingga menurunkan stress.
Berdasarkan studi terbaru di India menemukan latihan yang melibatkan pelonggaran otot, pernapasan, meditasi, dan afirmasi positif juga mengurangi perasaan stres karena adanya stigma terhadap kondisi mereka.
Penulis studi, Dr. Manjari Tripathi, dari All India Institute of Medical Sciences di New Delhi, mengatakan temuan penelitian ini bisa menjadi acuan untuk meningkatkan kebutuhan dan mempertimbangkan terapi serta aktivitas alternatif bagi penderita epilepsi yang menghadapi stigma.
Temuan ini juga dipublikasikan secara online di Neurology, jurnal medis dari American Academy of Neurology.
“Yoga tidak hanya membantu mengurangi stigma, namun juga meningkatkan kualitas hidup dan kesadaran. Selain itu, yoga dapat dengan mudah dilakukan dan diterapkan kepada pasien secara dengan sumber daya dan biaya minimal,” jelasnya, melansir Express, Kamis (9/11/2023).
Penelitian ini melibatkan 160 orang. Setengahnya mengambil bagian dalam tujuh sesi yoga kelompok selama 45 hingga 60 menit selama tiga bulan dan berlatih di rumah selama 30 menit sebanyak lima kali seminggu.
Sementara itu, sisanya mengambil bagian dalam program “yoga palsu” yang meniru latihan tetapi tidak memiliki komponen yoga lainnya.
Selanjutnya, semua pasien melacak frekuensi kejang mereka dalam jurnal. Dalam enam bulan setelah memulai intervensi, mereka yang melakukan yoga mendapat nilai lebih rendah pada tes yang mengukur persepsi stigma terhadap penyakit mereka.
Mereka juga empat kali lebih mungkin mengalami penurunan frekuensi kejang sebanyak lebih dari 50 persen, dan tujuh kali lebih besar kemungkinannya untuk tidak lagi mengalami kejang dibandingkan mereka yang melakukan yoga palsu.
Peserta yoga juga melaporkan bahwa rasa cemasnya berkurang dan melihat peningkatan dalam kualitas hidup dan kesadaran mereka.
Dr. Tripathi menambahkan, orang dengan epilepsi sering menghadapi stigma yang dapat menyebabkan mereka merasa berbeda dari orang lain karena kondisi kesehatan mereka dan hal ini dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup mereka.
Stigma ini dapat memengaruhi kehidupan seseorang dalam banyak hal termasuk pengobatan, kunjungan ke unit gawat darurat, dan kesehatan mental yang buruk.
“Studi kami menunjukkan bahwa melakukan yoga dapat meringankan beban epilepsi dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan dengan mengurangi stigma yang dirasakan," imbuhnya.