Bisnis.com, MAKASSAR — Suasana Kota Makassar yang diliputi hujan kecil pada Jumat malam (24/11/2023), tak menyurutkan niat pengunjung untuk menyantap makanan berkuah khas Sulawesi Selatan, Pallubasa.
Mirip seperti Coto Makassar, Pallubasa merupakan makanan berkuah olahan daging sapi. Namun, soal rasa, Pallubasa memiliki cita rasa yang berbeda dengan Coto Makassar.
Melansir situs Pemerintah Sulawesi Selatan, Pallubasa awalnya adalah makanan berkuah yang diperuntukkan untuk kelas pekerja seperti kuli bangunan, tukang becak, dan kelas pekerja lainnya. Kala itu, Pallubasa merupakan makanan termurah yang dapat dijangkau oleh kelas pekerja.
Pallubasa menjadi makanan yang terjangkau karena campuran isi atau daging yang ada di setiap mangkuknya merupakan bagian sapi yang tidak dibutuhkan.
Selain itu, Pallubasa juga disajikan dengan tambahan kelapa parut yang telah disangrai. Ini membuat kuah Pallubasa menjadi kental dan gurih, dengan serbuk kelapa yang menyatu dengan kuah.
Tambahan lainnya, Pallubasa juga disajikan dengan telur ayam yang dimasak setengah matang, yang membuat cita rasa kuah Pallubasa menjadi lebih gurih.
Salah satu rumah makan yang menyajikan Pallubasa adalah Pallubasa Serigala, yang namanya diambil dari nama jalan tempat rumah makan ini berdiri. Pallubasa Serigala telah berdiri sejak 1986.
Pengunjung rumah makan ini silih berganti berdatangan untuk menyantap Pallubasa di rumah makan ini. Meja dan kursi yang kosong segera diisi oleh pengunjung baru yang sudah tidak sabar menyantap Pallubasa.
Rumah makan ini didatangi oleh pengunjung dari berbagai kalangan, mulai dari pegawai, hingga wisatawan yang masih menenteng kopernya.
Salah satu pengunjung, Alam, menuturkan dirinya cukup sering mampir di rumah makan ini sejak bertahun-tahun lalu.
"Saya cukup sering makan Pallubasa di sini," ujar Alam.
Pengunjung cukup merogoh uang Rp23.000 untuk menikmati satu mangkuk Pallubasa di rumah makan ini. Jika ingin menambah telur setengah matang, pengunjung tinggal mengeluarkan uang Rp3.600 untuk tambahan ini.
Meski demikian, rumah makan ini belum sepenuhnya mengadopsi sistem pembayaran digital QRIS, memanfaatkan keberadaan sinyal telekomunikasi yang andal di Kota Makassar. Namun, pengunjung yang tidak membawa uang fisik, dapat melakukan transfer ke nomor rekening pemilik rumah makan ini.