Bisnis.com, JAKARTA - Pesta demokrasi yang dilangsungkan melalui Pemilihan Umum (Pemilu) telah selesai dilakukan pada 14 Februari 2024.
Meskipun hingga saat ini masih dilakukan perhitungan suara untuk calon legislatif (caleg) dan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).
Pemilu yang sudah berlalu ini ternyata masih menyisakan rasa penasaran bagi sebagian masyarakat. Pasalnya hasil akhirnya baru akan diumumkan KPU pada Maret 2024.
Tak hanya rasa penasaran, Pemilu juga bisa membuat seseorang terkena penyakit stres. Ini dinamakan dengan Post Election Stress Disorder atau PESD.
Apa itu PESD?
Mengutip dari Context.id, Post Election Stress Disorder atau PESD merupakan penyakit yang timbul karena rasa ketidakpastian, kekhawatiran, dan ketakutan seputar periode pascapemilu.
Meskipun menganggu, namun stres ini bukanlahpenyakit mental yang didefinisikan dalam manual diagnostik dan statistik gangguan mental (DSM-5-TR). Namun, lebih pada respons yang lazim terhadap pemilu.
Stres ini tak hanya menyerang para caleg, namun juga para simpatisan, tim sukses, hingga masyarakat yang tidak tertarik dengan Pemilu.
Warga yang tidak tertarik dengan Pemilu bisa mengidap PESD karena mungkin banyaknya pemberitaan dan perbincangan yang mengarah kepada politik.
Survei Stres APA 2020 di Amerika Serikat menyebutkan bahwa di atas 68% orang dewasa di Amerika Serikat melaporkan bahwa mereka merasa pemilihan presiden menyebabkan stres yang signifikan dalam hidup mereka, apa pun afiliasi politiknya.
Beberapa orang mungkin menganggap remeh hasil pemilu. Sedangkan yang lain mungkin merasa tertekan mengenai dampak hasil pemilu karena merasa memiliki keterikatan pada suatu keyakinan politik.
Berikut ini sejumlah alasan mengapa stres pascapemilu mungkin lebih umum terjadi di abad ke-21 dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Alasan Terjadinya Post Election Stress Disorder atau PESD:
1. Pemberitaan di media sosial dan media massa yang terus dilakukan selama 24 jam
2. Paparan sosial di mana individu yang tidak mengambil bagian dalam politik dapat terpengaruh oleh iklim politik yang penuh tekanan ketika teman, keluarga, dan rekan kerja mendiskusikan pemikiran mereka di tempat kerja, rumah, dan sekolah
3. Kekhawatiran terhadap masa depan bangsa yang saat ini berada di tangan presiden baru