Bisnis.com, AGAM - Nagari/Desa Lawang, Kabupaten Agam, Sumatra Barat, telah lebih dahulu populer dengan wisata Puncak Lawang dan Lawang Park yang memiliki pemandangan alam dan keindahan Danau Maninjau.
Bahkan melihat pada tahun 2022 lalu, jumlah wisatawan yang datang ke Puncak Lawang dan Lawang Park itu mencapai sekitar 200 ribu orang per tahunnya dan momen liburan lebaran menjadi puncak kunjungan yang terpadat
Alasan kenapa wisatawan begitu merindukan datang ke Lawang, selain udara yang begitu segar, di Lawang juga terkenal dengan daerah yang memiliki suhu udara yang begitu sejuk, karena Desa Lawang berada di ketinggian 1.250mdpl dan hal ini juga membuat desa ini sering terjadi curah hujan yang tinggi pertahunnya.
Selama ini, banyak wisatawan yang datang ke Lawang, lebih kepada berburu sensasi bermain paralayang sembari menikmati keindahan Danau Maninjau yang begitu luas membentang.
Namun, tahukah Anda ada banyak hal lain yang bisa dinikmati saat berwisata ke Lawang. Dari kunjungan Bisnis ke Lawang, ternyata ke Lawang tidak hanya bicara soal keindahan alamnya, tapi tidak kalah menariknya ada banyak hal yang bisa ditemui.
Di Lawang itu, merupakan wilayah perkebunan tebu, sawah, kebun bawang, dan hutan. Sebagian besar wilayah desa lawang adalah perkebunan tebu, dan menjadi komoditas utama masyarakat lawang.
Masyarakat Lawang pada umumnya memiliki mata pencaharian yakni berkebun dan bertani. Tebu lawang salah satu komoditas unggulan yang diolah oleh masyarakat sekitar menjadi produk UMKM seperti gula saka (merah), gula semut, kacang koreng yang dimasak dengan cara di rendang, kerupuk ubi zaka, minuman air tebu, nasi tanguli, kapelo bauok, tumbang, dan lainya.
Menurut keterangan Wali Nagari Franki Putra, desa Lawang terdiri dari sekolompok kawasan yang terdiri dari beberapa destinasi wisata yakni Lawang Park, Soul Puncak Lawang, Green View, Tigo Baleh Nan Basa serta mempunyai atraksi wisata Kilang tebu tradisional dan atraksi seni budaya, paralayang dan lainnya.
"Di Agam, Desa Lawang menjadi objek wisata yang patut didatangi oleh wisatawan. Apalagi kalau bicara paralayang, saya juga termasuk pemain atau ahli dalam paralayang," katanya belum lama ini kepada Bisnis.
Namun untuk menikmati keindahan alam Lawang tidak bisa setiap bulannya, karena untuk bisa melihat hamparan Lawang dan Danau Maninjau dengan cara paralayang, butuh melihat kondisi cuaca dan arah angin.
Biasanya momen yang bisa memberikan kesempatan kepada wisatawan bermain paralayang untuk melihat biru nya langit dan hembusan angin yang aman bermain paralayang, mulai dari setiap pertengahan Januari hingga berakhirnya bulan Februari.
"Kalau luar dari waktu yang saya sebutkan itu, cuaca sering berkabut, hujan, dan angin tidak stabil. Kondisi itu tidak bisa dipaksakan untuk bermain paralayang, alias berisiko," jelasnya.
Selain itu, menikmati wisata saat berada di Lawang itu, yakni melihat secara langsung proses memeras air tebu menggunakan tenaga kerbau. Kerja yang terbilang tradisional itu, saat ini mulai sulit bisa disaksikan secara langsung, dan hanya di Lawang masih bisa menemukan momen tersebut.
Begitupun soal kacang yang dimasak dengan cara di rendang, di Sumbar, untuk membeli kacang itu hanya ada di Lawang. Jikapun ada di daerah lain, dipastikan bakal tidak seenak di Lawang.
Tidak hanya bicara soal wisata alam, kuliner, di Lawang juga bisa melihat wisata yang menampilkan budaya atau tradisi adat.
Untuk diketahui, Lawang ini juga telah ditetapkan sebagai Desa Wisata Puncak Lawang merupakan unit penggerak pariwisata di Lawang dan juga masuk sebagai desa wisata program Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Artinya objek wisata di Lawang ini sangat indah dan mampu membuat wisatawan yang pernah datang dan bahkan belum pernah datang sekalipun, untuk merindukan dan penasaran untuk merasakan suasana alam di desa tersebut.
Lawang ini berjarak kurang lebih 100km dari Kota Padang, dan Lawang memiliki bentang alam yang sangat indah dan beragam terletak di ketinggian 1.250mdpl dan termasuk desa yang bersuhu dingin dan curah hujan yang tinggi pertahunnya.
Desa ini memiliki luas desa 16.69 km² dengan jumlah penduduk 3.972 jiwa, yang terdiri dari 6 Jorong, Jorong Lawang Tuo, Jorong Batu Basa, Jorong Katapiang, Jorong Gajah Mati, Jorong Pabatuangan, dan Jorong Buayan.
Kepada pemudik yang mungkin melintasi Desa Lawang, cobalah untuk mampir sembari berisitirahat dan menikmati udara yang segar dan sejuk.