Anggota Green Team Prime Plaza Hotel Jogjakarta mengisi lubang biopori dengan sampah organik sebagai bagian dari kegiatan menyambut Hari Air Sedunia pada 22 Maret 2022./Dok. Prime Plaza Jogjakarta
Health

Tips Memanfaatkan Sampah Organik Menjadi Eco-Enzym yang Baik Bagi Lingkungan

Redaksi
Rabu, 24 April 2024 - 20:37
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sampah menjadi persoalan utama yang belum dapat teratasi dengan baik oleh masyarakat. Penumpukan sampah akan menimbulkan kerusakan bagi lingkungan, dan berdampak pada keseimbangan makhluk hidup di sekitar.

Data dari ppid.menlhk.go.id, pada tahun 2022 jumlah sampah di Indonesia mencapai 68,7 juta ton per tahun. Sampah ini didominasi oleh sampah organik dari sisa makanan sehari-hari dengan jumlah 41,27%. Hasil ini yang membuat angka kerusakan lingkungan, semakin meningkat setiap tahunnya.

Banyaknya sampah organik yang dibuang begitu saja, dapat mencemari lingkungan yang buruk. Sampah organik dapat diolah menjadi sesuatu yang memiliki nilai baik bagi lingkungan. Kumpulan sampah sisa makanan, mampu dikembangkan menjadi cairan eco-enzym yang memiliki segudang manfaat.

Dilansir dari fkm.unair.ac.id, Rabu (24/4/2024) eco-enzym merupakan alternatif alami dari bahan kimia sintetis yang beredar di lingkungan. Disebut sebagai alternatif, membuat eco-enzym dipergunakan sebagai produk rumah tangga yang ramah lingkungan, dan dapat digunakan dalam jangka panjang. Cairan ini dapat digunakan sebagai pembersih kloset, pupuk tanaman, cairan serbaguna, dan pengusir hama.

Cukup mengumpulkan sisa sampah dan diolah bersama cairan gula, maka Anda mendapatkan cairan pembersih dengan khasiat yang baik bagi lingkungan. Cara ini mudah dicoba, daripada harus membuang secara percuma sampah sisa makanan tersebut. Hasil yang Anda dapatkan tidak hanya baik bagi diri sendiri saja, melainkan untuk kepentingan bersama dalam satu lingkungan.

Lantas sampah sayuran apa saja yang dapat diolah menjadi cairan eco-enzym? Sampah organik tersebut berasal dari sisa makanan yang belum sempat diolah menjadi produk makanan, seperti:

1. Potongan sayur

Jika Anda memasak sayuran setiap hari, tentunya ada beberapa potongan yang tidak dapat digunakan sebagai bahan masakan. Seperti ujung batang kangkung, bayam, daun singkong, dan lainnya. Sisa potongan tersebut dapat disimpan dan dikumpulkan dalam wadah, untuk diolah menjadi cairan eco-enzym.

2. Kulit bawang

Ketika Anda ingin memasak, penggunaan bawang hanya dibutuhkan buahnya saja, tidak beserta dengan kulitnya. Sisa dari kulit bawang yang tidak terpakai dapat dikumpulkan dalam satu wadah plastik, untuk dijadikan sebagai bahan pembuatan eco-enzym.

3. Kulit jagung

Bagian dari jagung, hanya dapat dikonsumsi pada bagian buah atau bijinya saja. Kulit dari jagung tersebut tidak dapat dimakan dan dijadikan sebagai bahan makanan. Maka dari itu, setiap pengolahan makanan yang berbahan dasar jagung, Anda harus menyisihkan kulitnya, untuk dijadikan bahan pembuatan cairan eco-enzym. Selain kulit jagung, Anda juga dapat mengumpulkan sisa kulit sayuran lainnya.

Sampah tersebut dapat dikumpulkan dalam satu tempat dan siap diolah menjadi cairan eco-enzym, dengan bahan yang dibutuhkan seperti:

1. Air

Air menjadi bahan utama dari pembuatan eco-enzym. Penggunaannya digunakan sebagai cairan yang merendam sisa-sisa sayuran, untuk diolah menjadi cairan eco-enzym.

2. Gula

Gula menjadi media yang untuk membantu proses fermentasi dari sisa sampah yang digunakan. Hindari penggunaan gula pasir, karena mengandung zat kimia yang dapat menghancurkan sistem fermentasi. Anda dapat menggunakan jenis gula lain seperti gula kelapa, gula aren, dan jenis lainnya.

3. Sisa sayuran

Sisa sayuran yang dapat digunakan dalam pembuatan eco-enzym adalah sayuran yang belum pernah diolah, tidak dihinggapi ulat, dan tidak busuk. Anda dapat membuat cairan eco-enzym tersebut, sebelum sisa sayur tersebut busuk dan menimbulkan aroma yang tidak sedap.

Cara pembuatan dari eco-enzym terbilang cukup mudah, yaitu dengan cara:

1. Siapkan wadah yang besar dan bersih dari zat kimia.
2. Masukkan air sebanyak 60%.
3. Masukkan gula sesuai takaran, Anda dapat menentukan jumlah sesuai dengan kebutuhan.
4. Masukkan sisa sayuran sebanyak 30%, dan aduk hingga merata.
5. Tutup wadah secara rapat pada area yang jauh dari paparan sinar matahari.
6. Berikan label tanggal pembuatan.
7. Dalam 1 minggu pertama, jangan lupa membuka wadah untuk membuang gas dari cairan tersebut.
8. Pada hari ke-7, hari ke-30, dan hari ke-90, cairan tersebut harus diaduk hingga merata.

Jika semua cara tersebut sudah terlewati, maka cairan eco-enzym sudah siap digunakan. Anda dapat membagi cairan tersebut dalam beberapa botol, untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

Cara seperti ini memberikan bukti bahwa sampah organik tidak akan berdampak buruk bagi lingkungan, apabila dikelola dengan cara yang benar. Dari sampah yang tidak terpakai, cairan eco-enzym dapat dijual dan menghasilkan uang bagi masyarakat. (Maharani Dwi Puspita Sari)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro