Bahaya Lemak Trans, Picu Kanker Payudara hingga Penyakit Jantung /hindustantimes.com
Health

Bahaya Lemak Trans, Picu Kanker Payudara hingga Penyakit Jantung

Redaksi
Rabu, 8 Mei 2024 - 03:15
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Asam lemak trans memicu berbagai masalah kesehatan, terutama meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Hal ini disebabkan adanya peningkatan HDL dan LDL kolesterol saat asam lemak trans dikonsumsi secara berlebihan.

“Asam lemak trans adalah asam lemak tidak jenuh yang mengandung setidaknya satu ikatan rangkap dalam konfigurasi trans,” kata Prof. Dr. Didah Nur Faridah, SEAFAST IPB, dalam acara “Menuju Eliminasi Lemak Trans di Indonesia”.

Asam lemak trans merupakan asam pada minyak nabati yang mengalami proses hidrogenasi. Adapun ada dua jenis asam lemak trans, yaitu asam lemak trans industrial (ALTi) yang merupakan hasil hidrogenasi parsial minyak nabati dan memiliki kadar lemak parsial mencapai 60%.

Lalu, asam lemak trans (ALTr) yang dihasilkan dari produksi ruminansia, seperti sapi, domba, dan kambing, dengan kadar lemak ruminansia 6%.

Didah menuturkan mengonsumsi ALTi secara berlebihan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner yang berujung kepada kematian. Salah satu negara yang mengalami hal tersebut adalah Belanda, yang hampir 10% penduduknya meninggal akibat persoalan itu.

Menurutnya, terdapat masalah kesehatan lain yang mengintai akibat asam lemak trans, yakni resistensi insulin, risiko PJK, diabetes, triasilgliserol, hingga kanker.

Senada dengan Didah, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti, S.Kp., M.Kes, menjelaskan konsumsi asam lemak trans tidak hanya menyerang jantung, tapi juga menyebabkan kanker payudara.

“Selain penyakit jantung lemak trans menyebabkan kanker payudara, kemudian terkait langsung juga dengan risiko preeklamsia. Kemudian juga sistem kehamilan, memperpendek masa kehamilan/keguguran, kemudian juga gangguan sistem saraf, kanker usus besar, diabetes, obesitas, dan alergi,” jelas Eva.

Selain itu, imbas dari masalah kesehatan jantung menyasar masalah otak yang menyebabkan stroke. Dia mengatakan dampak asam lemak trans memiliki sumbangsih besar terhadap masalah kesehatan.

Datangnya penyakit diperparah dari pola hidup masyarakat Indonesia yang lebih banyak mengonsumsi kandungan lemak dan jarang berolahraga, sehingga kadar lemak dalam tubuh lebih banyak dibandingkan protein maupun serat lainnya.

“Karena masyarakat Indonesia selain dia tingginya konsumsi lemak itu sendiri, dia juga kurang aktivitas fisik untuk bisa memecahkan lemak itu. Kemudian dia juga kurang konsumsi buah dan sayur sebagai serat,” ungkapnya.

“Ada 95% masyarakat Indonesia kurang makan buah dan sayur,kemudian ada sekitar 33,5% dia kurang aktivitas fisik, dan untuk lemaknya sendiri 26,7%,” imbuhnya.

Dalam kesempatan acara tersebut, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono menginginkan Indonesia seperti negara Denmark yang berhasil menekan kematian akibat penyakit jantung sebesar 20%, melalui regulasi tersebut.

“Denmark adalah negara pertama yang melarang asam lemak trans industri pada makanan. Dan ini sudah dilakukan sejak 2003, berarti 20 tahun yang lalu,” pungkasnya.

Acara itu diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan bersama WHO untuk merancang dan menjalankan regulasi pembatasan asam lemak trans dalam produk makanan. Dalam acara tersebut WHO juga memberikan hasil kajian asam lemak trans pada pangan kepada Kementerian Kesehatan RI. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro