Bisnis.com, JAKARTA — Aksi walk out dan pengibaran bendera Palestina mewarnai pidato Jerry Seinfeld di agenda wisuda Duke University, Amerika Serikat, Minggu (12/5/2024) waktu setempat.
Dilansir dari Forbes, sekelompok mahasiswa langsung meninggalkan acara wisuda Duke University sambil mengibarkan bendera Palestina ketika seorang pemangku kepentingan universitas memperkenalkan Jerry Seinfeld sebagai salah satu pembicara.
Adapun, dalam video yang beredar di sosial media, terlihat sekitar 40 mahasiswa yang terlibat dalam aksi walk out.
Para pengunjuk rasa kemudian berkumpul di luar stadion Duke Wallace Wade. Mereka meneriakkan seruan ‘Bebaskan Palestina’ dan menuntut universitas untuk membuka aset serta melakukan divestasi bisnis dengan militer Israel.
Seinfeld dan sang istri mendapatkan kecaman lantaran menyumbang ribuan dolar AS untuk protes tandingan pro-Israel di University of California, Los Angeles, Amerika Serikat. Akhirnya, para pengunjuk rasa kala itu bentrok dengan kubu pro-Palestina di kampus tersebut.
Untuk diketahui, para mahasiswa di berbagai universitas ternama di Amerika Serikat bertekad untuk terus menduduki halaman kampus masing-masing untuk melakukan aksi protes agresi Israel di Gaza dan menyuarakan dukungan kepada Palestina.
Aksi protes ini terus digelar meskipun para pemimpin universitas dan polisi berupaya membubarkan demonstrasi tersebut.
Melansir Al Jazeera, Sabtu (27/4/2024), aksi protes mahasiswa dimulai di Universitas Columbia di New York dan menyebar ke seluruh universitas di AS seperti Harvard, UC Berkeley, hingga MIT.
Para demonstran menuntut agar universitas memutuskan hubungan keuangan dengan Israel dan melepaskan diri dari perusahaan-perusahaan yang menurut mereka mendukung perang Israel yang telah menewaskan sedikitnya 34.388 orang.
Para mahasiswa di Harvard, UC Columbia, hingga UC Berkeley menyatakan bahwa mereka tidak akan berhenti memprotes Israel sampai tuntutan tersebut dipenuhi.
"Kami bersedia mengambil risiko diskors, pengusiran, dan penangkapan, dan saya kira itu akan memberikan tekanan," kata Malak Afaneh, seorang mahasiswa hukum di UC Berkeley, seperti dikutip Bloomberg.