Bisnis.com, JAKARTA — Sebuah studi terbaru menemukan bahwan bayi yang lahir secara alami atau normal lebih mudah menerima vaksin campak, dibandingkan bayi yang lahir melalui operasi caesar.
Temuan studi baru ini mungkin menimbulkan kekhawatiran yang masuk akal seputar efektivitas vaksin pada bayi.
Melansir Times, berdasarkan studi yang dilakukan Universitas Cambridge Inggris dan Universitas Fudan China menunjukkan bahwa satu suntikan vaksin campak dosis ganda memiliki kemungkinan 2,6 kali lebih tidak efektif pada anak-anak yang lahir melalui operasi caesar, dibandingkan dengan mereka yang lahir secara normal.
Jurnal yang diterbitkan di Nature Microbiology mengungkap alasannya. Menurut para peneliti, kemungkinan disebabkan oleh perkembangan mikrobioma usus bayi pada bayi yang lahir caesar yang kurang optimal sehingga mengakibatkan sistem kekebalan anak tidak menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi campak.
Hasilnya bayi yang lahir caesar masih lebih rentan terhadap penyakit ini. Hal ini juga menwgaskan temuan penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa kelahiran normal membantu membawa lebih banyak jenis mikroba dari ibu ke bayi.
“Kami menemukan bahwa cara kita dilahirkan, baik melalui operasi caesar atau kelahiran alami, memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kekebalan kita terhadap penyakit saat kita tumbuh dewasa,” ungkap Henrik Salje dari Departemen Genetika Universitas Cambridge dan penulis senior bersama dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Microbiology.
Namun, para peneliti menemukan bahwa suntikan dosis vaksin campak kedua sudah mampu menginduksi kekebalan yang kuat pada anak-anak tersebut.
Hal ini menarik karena faktanya saat ini banyak wanita yanh lebih memilih menjalani operasi caesar untuk melahirkan dibandingkan melahirkan secara alami.
“Bagi mereka ini berarti anak-anak yang lahir caesar akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengejar ketertinggalan dalam perkembanbN mikrobioma usus mereka dan dengan itu, kemampuan sistem kekebalan tubuh harus diperkuat oleh vaksin, termasuk untuk campak,” kata Salje.
Campak disebabkan oleh virus measle yang sangat menular. Beberapa gejala yang dialami penderita campak di antaranya seperti demam, batuk, pilek, dan ruam yang khas.
Penyakit ini menyebar melalui droplet dari pernapasan, membuat orang yang tidak divaksinasi menjadi sangat rentan.
Komplikasi dapat berkisar dari infeksi telinga dan diare, hingga pneumonia dan ensefalitis, terutama pada anak-anak yang kekurangan gizi atau mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Oleh karena itu, vaksinasi tetap menjadi tindakan pencegahan yang paling efektif.