Ilustrasi anak mengonsumsi fast food yang bisa menimbulkan obesitas/Freepik
Health

Ini 5 Alasan Konsumsi Terlalu Banyak Gula Bahaya untuk Anak

Mutiara Nabila
Jumat, 17 Mei 2024 - 20:36
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Anak-anak saat ini semakin rawan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula, mulai dari camilan sampai minuman manis yang semakin beragam. 

Padahal, terlalu banyak mengonsumsi gula bisa memicu berbagai risiko penyakit, terutama jika sudah dikonsumsi sejak kecil. 

Bukan rahasia lagi bahwa gula tidak baik bagi tubuh dan berkontribusi terhadap berbagai masalah kesehatan, mulai dari diabetes tipe 2 hingga penyakit jantung. Meskipun demikian, penelitian menunjukkan anak-anak terlalu banyak makan makanan manis - dan hal ini membahayakan kesehatan mereka. 

5 Bahaya Konsumsi Gula Berlebih Bagi Anak

1. Kenaikan Berat Badan

Salah satu alasan mengapa gula sangat buruk bagi anak-anak adalah karena gula dapat menyebabkan penambahan berat badan.  

Reema Patel, ahli diet anak di Dietitian Fit & Co, menjelaskan bahwa makanan yang mengandung terlalu banyak gula,  seperti biskuit atau permen, dapat menyebabkan penambahan berat badan karena tinggi kalori dan hanya mengandung sedikit nutrisi. 

“Asupan gula berlebih dapat menyebabkan peningkatan kalori. Jika kita tidak menggunakan kalori sebagai energi, maka kalori tersebut akan disimpan sebagai lemak tertentu di dalam tubuh anak,” kata Patel.  

Lebih lanjut, lemak ini terkait dengan masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, kolesterol tinggi, dan bahkan beberapa jenis kanker.

Meskipun sesekali mengonsumsi biskuit mungkin tidak akan membahayakan anak, pola makan yang umumnya tinggi gula dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi.  

Memiliki gula darah yang tinggi berkontribusi terhadap resistensi insulin, yaitu kondisi ketika tubuh tidak mampu merespons jumlah hormon insulin yang diproduksi, yang menjadi alasan di balik diabetes tipe 2.

Diet tinggi gula juga berkontribusi terhadap resistensi leptin.  Leptin adalah hormon yang membantu pengaturan energi dan mengurangi rasa lapar. Resistensi insulin dan leptin terkait dengan penambahan berat badan dan masalah kesehatan terkait, seperti diabetes tipe 2.

Gula juga mempengaruhi hormon yang terkait dengan nafsu makan dan rasa kenyang. Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat meningkatkan kadar hormon ghrelin, yang memicu rasa lapar, sekaligus menurunkan kadar hormon peptida2 penekan nafsu makan.

Selain itu, salah satu masalah besar dengan gula adalah sifatnya yang membuat ketagihan. Saat kita mengonsumsi gula, neuron (sel otak) terangsang di sistem penghargaan otak, yang disebut sistem limbik.

Saat sistem ini diaktifkan, kita merasakan kenikmatan, yang berarti kita cenderung akan terus-terusan mengonsumsi permen dan coklat.

2. Kerusakan Gigi

Asupan gula yang tinggi dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi, yang merupakan alasan utama anak-anak dirawat di rumah sakit. 

Sebuah survei yang dilakukan oleh Public Health England menemukan sekitar seperempat anak usia 5 tahun mengalami kerusakan gigi. 

Kerusakan gigi dapat menimbulkan rasa sakit dan akan mengganggu kualitas hidup bagi anak, serta menyebabkan infeksi dan masalah lainnya.  

Kebersihan mulut yang buruk juga dapat mempengaruhi gigi mereka di masa dewasa. Hal ini karena gigi anak-anak, disebut juga gigi susu, berperan sebagai pengganti gigi dewasanya.

3. Kekurangan Gizi

Anak-anak membutuhkan pola makan yang kaya akan nutrisi penting agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, termasuk zat besi, kalsium, vitamin C, potasium, serta vitamin dan mineral lainnya.  

Mereka juga membutuhkan banyak serat, yang bisa ditemukan dalam buah, sayuran dan biji-bijian, serta protein.  Namun, banyak anak yang kekurangan nutrisi penting ini karena mereka mengonsumsi makanan tidak sehat yang banyak mengandung gula. 

Patel menyebutkan, terlalu banyak konsumsi gula dapat berdampak pada nutrisi yang diterima anak saat mereka tumbuh dan berkembang.

“Mengonsumsi terlalu banyak gula berisiko membuat mereka mengalami kekurangan nutrisi, yang dapat berdampak pada mereka di kemudian hari," paparnya.

4. Gangguan Perkembangan Otak

Saat ini sudah semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa makan terlalu banyak gula juga dapat berdampak pada perkembangan otak.  

Otak diberi bahan bakar oleh glukosa dan membutuhkan jumlah yang tepat untuk dapat menjalankan fungsi kognitif seperti berpikir, belajar, dan mengingat. Namun, mengonsumsi terlalu banyak gula bisa menimbulkan masalah.

Makan banyak gula juga dikaitkan dengan risiko depresi dan kecemasan yang lebih tinggi. Sebuah penelitian, yang menganalisis lebih dari 23.000 orang, menemukan bahwa tingkat konsumsi gula yang lebih tinggi dikaitkan dengan lebih besarnya kejadian depresi.  

Namun, tidak diketahui apakah gula berkontribusi terhadap perkembangan masalah suasana hati, atau apakah penderita depresi lebih cenderung mengonsumsi makanan manis.

5. Gangguan Tidur

Pola makan tinggi gula juga dapat menyebabkan kualitas tidur yang buruk, yang dapat berdampak pada kemampuan berpikir dan belajar anak.  

Hal ini karena tidur sangat penting bagi perkembangan anak, karena tidur terkait dengan perhatian, memori, dan pengendalian perilaku.

“Jika seorang anak mengonsumsi terlalu banyak gula, hal ini dapat berdampak negatif pada kualitas tidurnya, sehingga berdampak buruk pada pembelajaran dan perilaku di sekolah,” kata Patel. 

Jumlah Konsumsi Gula yang Disarankan

Gula yang terkandung dalam makanan dan minuman, termasuk biskuit, coklat, yoghurt, sereal, minuman bersoda, dan permen adalah gula "gratis" yang sebenarnya tidak diperlukan tubuh.  

Meskipun gula yang ditemukan dalam madu, sirup alami, jus buah, dan smoothie terjadi secara alami, gula tersebut tetap dihitung sebagai gula tambahan.

Namun, gula yang ditemukan secara alami dalam susu dan buah-buahan serta sayuran utuh tidak digolongkan sebagai gula tambahan.

Pedoman saat ini menyatakan anak-anak berusia 7 hingga 10 tahun tidak boleh mengonsumsi lebih dari 24 gram gula tambahan sehari atau sekitar 6 sendok teh gula. 

Anak-anak berusia 4 hingga 6 tahun lebih sedikit lagi, sebaiknya mengonsumsi tidak lebih dari 19 gram gula tambahan setiap hari atau sekitar 5 sendok teh gula.

Selain itu, meskipun tidak ada pedoman gula untuk anak di bawah 4 tahun, mereka disarankan untuk menghindari makanan dan minuman yang mengandung tambahan gula.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro