Kenali gejala dan penyebab OCD/Freepik
Health

OCD Berisiko pada Kematian, Ini Penyebab dan Tips Mengatasinya

Redaksi
Sabtu, 25 Mei 2024 - 19:21
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Obsessive Compulsive Disorder (OCD) merupakan gangguan kesehatan mental berupa tindakan yang dilakukan secara berulang kali dan tidak bisa dikendalikan. Apabila dibiarkan dalam jangka panjang, dapat berisiko kematian bagi para penderitanya.

Dilansir dari my.clevelandclinic.org, OCD dapat menyerang siapa saja baik wanita maupun laki-laki. Data dari National Center for Biotechnology Information menunjukkan, dari 10.155 orang dengan OCD, wanita lebih banyak mengalami gangguan ini yaitu mencapai 5.935 penderita, sedangkan laki-laki hanya 4.220. 

Adapun, sekitar 50% penderita OCD mulai mengalami gejala pada masa anak-anak dan remaja. Dilansir dari choosingtherapy.com, berikut gejala OCD yang dibedakan menjadi dua yaitu OCD obsesif dan OCD kompulsif.

1. OCD obsesif

OCD obsesif merupakan gangguan yang terjadi akibat adanya tekanan atau dorongan pikiran yang sebenarnya tidak diinginkan, dampaknya membuat penderita merasa cemas jika tidak melakukan keinginannya.

• Timbulnya keinginan untuk menata barang dengan tepat atau simetris

• Adanya keinginan berperilaku agresif di tempat umum

• Khawatir berlebihan seperti memikirkan kompor sudah dimatikan atau belum

• Merasa takut berlebihan terhadap kondisi tertentu

2. OCD kompulsif

OCD kompulsif merupakan tindakan berulang yang dilakukan penderita, dengan tujuan untuk mengurangi rasa cemas yang dialami akibat memiliki pemikiran obsesif.

• Memeriksa pintu yang dikunci berulang kali

• Mencuci tangan berulang kali

• Mengatur barang harus simetris

• Menelpon berulang kali untuk memastikan kondisi aman

• Mengulang kata tertentu dalam pembicaraan

Berikut Penyebab OCD 

1. Trauma: Memiliki pengalaman traumatis atau stres berat bisa memicu perkembangan OCD. Misalnya, pernah mengalami kekerasan fisik atau pelecehan seksual.

2. Faktor genetik: OCD bisa diwariskan dari anggota keluarga yang juga menderita gangguan ini. 

3. Ketidakstabilan emosi: Orang yang memiliki emosi tidak stabil cenderung lebih mudah mengalami stres yang merupakan pemicu terjadinya OCD.

4. Pengaruh lingkungan: Orang yang tumbuh dengan banyak tekanan baik pada lingkungan keluarga maupun sosial lebih mudah mengalami OCD.

5. Gangguan senyawa kimia di dalam otak, seperti norepinefrin dan serotonin bisa memicu OCD berkepanjangan.

Tips Mengatasi OCD

1. Mengelola stres dan kecemasan

Stres dan kecemasan yang berlebihan dapat memicu risiko OCD, akibat terganggunya pikiran dan psikis. Karena itu, Anda wajib mengelola stres serta kecemasan dengan baik, misalnya dengan melakukan kegiatan sesuai minat dan bakat, menjaga pola makan sehat, berolahraga, dan tidur dengan waktu cukup 7 - 8 jam per hari.

Selain itu, stres juga dipicu dari timbulnya pikiran negatif, maka langkah yang bisa diambil yaitu dengan melakukan meditasi secara rutin. Meditasi dapat membantu menciptakan pikiran positif dan meningkatkan motivasi dalam menjalani hidup, yang merupakan peran kunci untuk mencegah OCD.


2. Olahraga

Olahraga tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik saja, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan mental seseorang. Karena itu, Anda harus berolahraga secara rutin setiap harinya selama 15 - 30 menit, untuk membantu mengeluarkan hormon endorfin dan serotonin dalam tubuh.

Kedua hormon ini, memiliki peran penting dalam mempengaruhi perubahan suasana hati yang merupakan kunci untuk mencegah terjadinya OCD.

Berikut Olahraga yang Bisa Dilakukan

1. Yoga

2. Pilates

3. Jalan kaki

4. Jogging

5. Berenang

6. Bersepeda

3. Identifikasi pemicunya

Anda wajib mengenali pemicu terjadinya OCD, seperti mengetahui situasi atau bagaimana pemikiran yang menyebabkan obsesi dan perilaku berulang. Mulai sekarang, Anda harus membiasakan membuat jurnal OCD, untuk mencatat daftar hal-hal yang dialami setiap hari.

Selain itu, Anda juga harus mencatat strategi apa yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala yang dialami. Misalnya, sering mencuci tangan secara berulang setelah menyentuh benda yang dirasa kotor. Maka, Anda bisa mengatasinya dengan menanamkan pikiran bahwa tangan bisa bersih walaupun hanya dicuci satu kali. Dengan begitu, Anda dapat mencegah terjadinya gejala OCD kompulsif.

4. Menerapkan Exposure and Response Prevention (ERP) 

Seringkali penderita mengalami gejala semakin parah, akibat selalu menghindari situasi yang memicu pikiran obsesif. Karena itu, menerapkan terapi ERP dengan bertahap dapat menjadi alternatif yang bisa menurunkan risiko OCD. Terapi ini, memfokuskan penderitanya agar bisa menahan keinginan untuk melakukan tindakan kompulsif, dengan cara membiarkan mereka menghadapi situasi yang memicu terjadinya OCD.

5. Hindari konsumsi alkohol

Alkohol yang dikonsumsi secara berlebihan, bisa menyebabkan ketidakseimbangan zat kimia dopamin dalam otak. Ketika, produksi zat ini mengalami gangguan maka dapat memicu terjadinya stres, yang merupakan salah satu penyebab timbulnya OCD. Karena itu, mulai sekarang Anda wajib membatasi konsumsi alkohol, agar kesehatan tubuh tetap terjaga maksimal. (Nur Afifah Azahra Aulia)

 

 

Halaman:
  1. 1
  2. 2
Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro