Bisnis.com, JAKARTA – Bagi generasi sandwich, dirinya adalah seorang pengasuh. Mereka dituntut untuk mengurus segala keperluan keluarganya, baik orang tua maupun anak mereka.
Ada juga generasi sandwich yang harus mengurus orang tua sekaligus adiknya. Menjemput anak sekolah, merawat orang tua, mengerjakan keperluan rumah, membiayai orang tua dan adik-adik. Tak jarang banyak yang harus menjalaninya seumur hidupnya.
Dilansir dari Verywell Mind, orang-orang ini disebut dengan generasi sandwich. Istilah ini merujuk pada orang dewasa yang “terjepit” antara membesarkan anak-anak, adik-adik dan merawat orang tua mereka yang sudah lanjut usia.
Mereka membantu orang lain untuk mengelola kehidupan rumah tangga, pekerjaan, dan lainnya. Alhasil, hal tersebut berdampak besar pada kesehatan mental mereka.
Leslie Adams, LCPC, CADC, seorang layanan kesehatan perilaku dari Northwestern Medicine Central DuPage Hospital, mengungkapkan bahwa generasi sandwich cenderung tidak memiliki waktu untuk perawatan diri mereka sendiri.
“Ini adalah masa yang sangat menegangkan dalam hidup bagi para generasi sandwich karena mereka cenderung merasa seperti mengabaikan sesuatu atau seseorang jika tidak melakukannya,” ujarnya.
Menurutnya, sebagian besar perawatan diri yang mereka butuhkan adalah untuk mengimbangi stres akibat merawat orang-orang dengan berbagai macam kebutuhan.
Mengorbankan perawatan diri sendiri sambil mengurus berbagai macam kebutuhan orang lain dapat membuat seseorang frustasi, kesepian, dan kesal. Meskipun orang yang diurus masih merupakan keluarga, itu tetaplah merupakan pekerjaan yang berat.
Anda tidak dapat membantu orang lain tanpa membantu diri sendiri terlebih dahulu. Bersabarlah terhadap diri sendiri, percaya bahwa Anda telah melakukan yang terbaik, dan luangkan waktu untuk kesehatan mental Anda.
Dilansir dari Star-New Online, berikut 5 hal yang perlu diketahui tentang stres generasi sandwich:
1. Istilah Ini Pertama Kali Muncul pada Tahun 1981.
Menurut seorang pekerja sosial, Dorothy Miller, masalah yang dialami oleh generasi sandwich disebabkan oleh para lansia yang mulai mengalami banyak masalah kesehatan, yang mengharuskan para generasi sandwich untuk merawat orang tua mereka lebih lama daripada generasi sebelumnya. Ditambah lagi, ketidakamanan finansial bagi generasi muda juga turut mendukung permasalahan ini.
2. Generasi Sandwich Menjadi Kelompok yang Beragam
Menurut Pew Research Center, hampir 71 persen dari kelompok ini berusia 40 hingga 59 tahun. Namun, 10 persen lainnya berusia di bawah 40 tahun dan 10 persen lainnya berusia 60 tahun atau lebih. Generasi sandwich juga mencakup pria dan wanita.
3. Penting untuk Mengutamakan Diri Sendiri
Salah satu karakteristik generasi ini adalah merasa bahwa seolah-olah mereka ditarik ke berbagai arah yang berbeda. Maka dari itu, melakukan perawatan diri menjadi sangatlah penting.
4. Delegasikan, Prioritaskan, dan Bicarakan
Keith memiliki beberapa ide untuk mengelola stres pada generasi sandwich. Salah satunya adalah dengan mencoba mendelegasikan beberapa tanggung jawab kepada anggota keluarga lainnya.
Yang terpenting adalah memutuskan apa yang paling penting untuk dicapai setiap harinya. Selain itu, bicarakanlah masalah Anda pada seseorang yang bersedia mendengarkannya.
5. Penyebab Stres Mungkin Bertambah Parah
Pew Research Center mengatakan bahwa jumlah generasi sandwich hanya meningkat sedikit dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun begitu, mereka mengalami lebih banyak beban keuangan. Seseorang yang berada dalam generasi ini cenderung selalu merasa tergesa-gesa dan memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah.
Dengan semua tanggung jawab yang mereka pikul, wajar saja jika seseorang dari generasi sandwich lupa terhadap perawatan diri mereka sendiri. Meskipun begitu, perawatan diri sendiri merupakan hal yang sangat krusial.
Dilansir dari Seniors at Home, berikut 5 cara untuk membantu Anda merawat orang yang Anda cintai tanpa melupakan diri sendiri:
1. Membatasi Waktu dalam Mengurus Semuanya
Generasi sandwich terkadang harus berada di beberapa tempat sekaligus. Namun, menetapkan batasan waktu akan membantu Anda untuk memahami skala prioritas, antara apa yang dapat dan tidak dapat Anda lakukan.
Batasan yang dimaksud juga bisa berarti berani untuk mengatakan “tidak” dan mengingatkan diri sendiri bahwa Anda telah melakukan yang terbaik.
2. Ungkapkan Kondisi Keuangan Anda Secara Terbuka
Berbicaralah secara terbuka kepada orang tua dan anak-anak Anda terkait situasi keuangan Anda. Anda juga harus melakukan perencanaan terkait finansial Anda di masa depan.
Hal tersebut dapat membantu Anda untuk meringankan sebagian stres ataa ketidakpastian pengeluaran Anda. Jika memungkinkan secara finansial, sebaiknya Anda juga berbicara dengan perencana keuangan untuk mendapatkan arahan, strategi, dan saran.
3. Meminta Bantuan kepada Keluarga
Salah satu kunci untuk merawat diri sendiri adalah dengan bersedia meminta bantuan saat Anda benar-benar membutuhkannya. Terkadang, generasi sandwich lupa bahwa mereka memiliki orang lain yang mungkin siap untuk dimintai bantuan.
Anda dapat meminta bantuan pada saudara kandung, teman, pasangan, dan anak–jika memungkinkan.
4. Menyusun Rencana ke Depan
Diskusikanlah pada orang tua dan anak Anda terkait prioritas dan keinginan mereka di masa depan. Dengan berbicara sedini mungkin, Anda akan merasa lebih tenang jika tiba saatnya untuk mengambil keputusan terkait keperluan mereka. Pastikan Anda memiliki petunjuk terkait hal tersebut.
5. Mencari Profesional dan Organisasi
Terdapat beberapa program dan organisasi yang sangat berpengalaman dalam mengasuh dua generasi di saat yang bersamaan. Anda bisa menghubungi organisasi yang berfokus pada keluarga.
Mereka dapat membantu Anda dalam perawatan orang tua, mengerjakan keperluan rumah, pengasuhan anak, dan lain-lain. (Rafi Abid Wibisono)