3. Gen bukan segalanya
Sekitar 60 hingga 80 persen tinggi badan ditentukan oleh genetik, selebihnya tergantung dengan konsumsi nutrisi pada masa anak-anak. "Nutrisi adalah faktor terpenting tinggi badan," kata Chao-Qiang Lai, ahli biologi molekuler di United States Department of Agriculture (USDA), AS.
Untuk memastikan anak tidak kekurangan gizi, orang tua harus memastikan anak-anaknya mengkonsumsi makanan lengkap yang terdiri dari buah-buahan dan sayur-sayuran, biji-bijian utuh, susu, dan protein rendah lemak, yang dapat memberikan vitamin dan mineral guna meningkatkan kualitas pertumbuhannya.
4. Kafein menghambat pertumbuhan
Menurut Tanya Remer Altmann, dokter anak di California, muncul mitos yang mengatakan bahwa kafein dapat menghambat pertumbuhan anak.
Namun, kafein bisa menyebabkan gangguan tidur pada anak dan menyebabkan sakit kepala. Itulah sebabnya dokter menyarankan agar anak-anak menghindari kafein.
5. Tinggi badan dapat menentukan risiko kanker
Para peneliti menemukan bahwa wanita yang lebih tinggi memiliki risiko terkena kanker hingga 37 persen dibandingkan perempuan lain. Hal ini sejalan dengan penelitian dalam jurnal Lancet Oncology, yang mengatakan bahwa semakin tinggi badan seseorang, semakin besar pula risikonya terkena kanker.
"Orang yang tinggi mungkin memiliki lebih banyak sel dalam tubuh mereka sehingga ada kemungkinan lebih besar bahwa salah satunya bisa saja menjadi kanker, atau mungkin terkait dengan kadar hormon pertumbuhannya," kata Jane Green, seorang penulis sekaligus ahli epidemiologi klinis dan dosen penelitian di Oxford University. Hasil serupa mungkin terjadi juga pada pria.
6. Gen dapat menyebabkan tinggi ekstrem
Gen yang berbeda dapat menyebabkan seseorang mengalami kondisi yang disebut dwarfisme dan gigantisme. Sekitar satu dari 15.000 orang memiliki dwarfisme, yang didefinisikan sebagai orang dewasa dengan tinggi badan 146 atau kurang.
Menurut Michael J. Goldberg, MD, kepala Klinik Displasia Skeletal di Rumah Sakit Anak Seattle, mutasi genetik adalah penyebab utama yang menyebabkan tulang tumbuh pendek.
Di sisi lain, terdapat kondisi yang lebih langka dan disebut sebagai gigantisme, dimana seseorang dapat tumbuh jauh lebih tinggi dibanding orang lain. Hal ini biasanya terjadi karena seseorang mengalami kelebihan hormon pertumbuhan selama masa kanak-kanak yang sering disebabkan oleh tumor jinak pada kelenjar pituitari.
7. Tinggi mulai menyusut pada usia 40 tahun
John Whyte, MD, MPH, kepala ahli medis dan wakil presiden untuk pendidikan kesehatan dan medis di The Discovery Channel sekaligus penulis buku dengan judul Is This Normal?, mengatakan bahwa baik pria maupun wanita mungkin akan mulai mengalami penurunan tinggi badan saat usia 40 tahun dan berkurang setengah inci pada setiap dekadenya.
Hal ini terjadi ketika cakram-cakram di tulang belakang mulai kehilangan air dan tertekan seiring waktu. Osteoporosis, penyakit yang melemahkan tulang dan mempengaruhi hingga 10 juta orang AS, dapat memperburuk masalah tersebut.
Namun kabar baiknya, penyusutan tinggi badan dapat diatasi dengan memperbaiki postur tubuh, seperti dengan melakukan peregangan ringan ataupun yoga. (Yoga Al Kemal)