Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin (tengah), Dirjen Africa CDC Jean Kaseya (kanan) dan Perwakilan Kementerian Kesehatan Angola Leonardo Europeu Inocencio mengikuti diskusi bertema Investing in Research and Innovation for Health: Africa and Indonesias Priorities pada acara Indonesia-Africa Forum (IAF) II di Nusa Dua, Bali, Selasa (3/9/2024)./Bisnis-Arief Hermawan P
Health

Menkes Budi Ajak Afrika Bangun Manufaktur Vaksin, RI Bantu Teknologi

Afiffah Rahmah Nurdifa
Selasa, 3 September 2024 - 12:50
Bagikan

Bisnis.com, BADUNG - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mendorong lembaga kesehatan Afrika yakni Africa Centres for Disease Control and Prevention (CDC) untuk meningkatkan kapasitas penelitian dan manufaktur untuk pengembangan vaksin. 

Hal ini menyusul penyakit monkey pox (Mpox) yang kembali mewabah dan disebut WHO sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC). Jumlah kasus yang terdeteksi terus meningkat di kawasan Afrika Tengah dan Afrika Barat, terutama di Repuiblik Demokratik Kongo dan sejumlah negara Afrika lainnya. 

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia dengan kemampuan yang ada saat ini dapat membantu dan bekerja sama dengan Afrika untuk mendirikan fasilitas produksi vaksin di Afrika. 

"Yang harus bangun [manufaktur vaksin] itu dari mereka sendiri, mereka yang bangun, mereka yang miliki, kita nanti bantu teknologi nya," ujar Budi usai panel diskusi di IAF 2024, Selasa (3/9/2024). 

Terlebih, saat ini Indonesia memiliki akses ke kapasitas pengembangan, penelitian, dan manufaktur untuk teknologi mRNA. Untuk itu, Budi menekankan bahwa Afrika juga harus memiliki fasilitas yang sama. 

Untuk diketahui, holding BUMN farmasi, Biomfarma Group telah menjalin kerja sama denagn WHO, Medicine Patent Pool 9MPP), dan Coalition Epidemic Prepareness Innovation (CEPI) untuk implementasi teknologi pembuatan mRNA. 

Kolaborasi tersebut juga memungkinkan Biofarma untuk berkontribusi dalam perluasan fasilitas manufaktur kelas dunia yang dapat memungkinkan akses cepat untuk memproduksi vaksin wabah di seluruh wilayah selatan global. 

Tak hanya itu, dalam Indonesia Africa Forum (IAF) 2024 di Bali, Budi juga mengajak negara-negara Global South, baik itu di Afrika, Asia, maupun Amerika pun harus memiliki kapasitas penelitian dan produk yang kuat. 

"Saya sangat mendukung teman saya dari CDC Afrika bahwa Afrika perlu memiliki penelitian dan manufaktur yang sangat kuat untuk vaksin," ujarnya. 

Dalam kesempatan diskusi bersama para menteri dari berbagai wilayah Afrika, Budi memaparkan sejumlah antisipasi berupa pengawasan dan penguatan sistem kesehatan yang telah dilakukan Indonesia untuk menangani wabah ini. 

Pertama, Indonesia memperkuat 10.000 klinik kesehatan primer muskuloskeletal dan klinik dengan semua alat pengawasan, kemampuan deteksi, berupa mesin PCR. 

"Kemudian, kita mengembangkan 514 laboratorium kesehatan masyarakat yang kemudian dapat melakukan kemampuan pengurutan genom dan kemampuan pengujian PCR," tuturnya. 

Selain itu, Budi mengungkapkan Kemenkes akan mendonasikan 5.000 vaksin Mpoxuntuk Afrika melalui Africa CDC, 30 mesin Tes Cepat Molekuler (TCM) serupa test rapid PCR untuk Covid-19, 12.000 reagent, dan obat Tecovirimat untuk 200 orang. 

"Dan kita janji untuk kalau kita berhasil 10.000 vaksin dari Jepang, sekarang sedang dibantu sama Ibu Menteri Luar Negeri [Retno Marsudi] negosiasi, kita akan kasih 5.000 nya ke Afrika," pungkasnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro