Bisnis.com, JAKARTA - Penyakit gangguan mata bagi anak-anak di Indonesia dalam tren meningkat, karena meningkatnya aktivitas penggunaan smartphone di Indonesia.
Menurut data International Agency for the Prevention of Blindness pada 2021, sekitar 165 juta anak di seluruh dunia mengalami rabun jauh. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat menjadi 275 juta anak pada 2050.
Sebanyak 3,6 juta anak di Indonesia mengalami kelainan rabun mata atau refraksi, dan jumlah ini berpotensi terus meningkat. Diperkirakan 3 dari 4 anak dengan kelainan refraksi belum mendapatkan koreksi dengan kacamata.
Wakil Menteri Kesehatan Indonesia, Dante Harbuwono mengungkapkan bahwa menjaga kesehatan mata sejak dini adalah investasi masa depan. Sebab, melalui penglihatan mata, anak-anak mulai belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
“Adanya gangguan penglihatan dapat berdampak pada perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak-anak kita,” kata Dante dikutip dari siara pers, Senin (14/10/2024).
Dia juga mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan mata, menuju Indonesia Emas 2045 dengan melakukan pencegahan dan deteksi dini. Deteksi dini gangguan penglihatan di masyarakat sangat penting dilakukan agar tidak terlambat dalam menangani gangguan mata, supaya tidak memperberat kondisi atau mengakibatkan kebutaan.
“Saya mengajak seluruh masyarakat Indonesia semua untuk terus melakukan pencegahan, deteksi dini, serta pengobatan gangguan penglihatan pada anak,” tambahnya.
Senada, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Indonesia, Prima Yosephine menyampaikan, tujuan peringatan Hari Penglihatan Sedunia pada 14 Oktober 2024 untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pencegahan gangguan penglihatan pada anak. Menurutnya, ini menjadi moment yang tepat untuk mengampanyekan pentingnya menjaga kesehatan mata, serta mewujudkan generasi emas yang sehat dan produktif.
Prima menambahkan bahwa momen ini bertujuan meningkatkan upaya deteksi dini gangguan penglihatan di masyarakat. Pada Hari Penglihatan Sedunia tahun 2024, pemerintah juga meluncurkan Peta Jalan Gangguan Penglihatan Mata tahun 2024-2029 di Indonesia.
“Peta jalan ini merupakan dokumen strategis yang memuat arah tujuan strategi dan program penanggulangan gangguan penglihatan di Indonesia. Diharapkan nanti, dengan adanya peta jalan ini, tentu dapat menjadi panduan bagi daerah dalam menyusun rencana aksi untuk mencapai target dan indikator kesehatan mata baik Global, regional maupun nasional,” lanjut Prima.