Pedagang memegang bungkus rokok bercukai di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Health

Angka Perokok RI Wajib Ditekan, Akademisi: Biaya Kesehatan Kian Tinggi

Rio Sandy Pradana
Senin, 9 Desember 2024 - 15:27
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Beban biaya kesehatan masyarakat Indonesia berisiko meningkat seiring dengan jumlah perokok aktif yang telah mencapai 70 juta orang.

Berdasarkan Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang.

Mantan Direktur Kebijakan Penelitian dan Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tikki Pangestu menjelaskan Indonesia memiliki tantangan besar dalam menurunkan prevalensi merokok.

"Kita harus menurunkan jumlah perokok di Indonesia,” katanya dalam keterangannya saat diskusi publik, dikutip Senin (9/12/2024).

Menurutnya, setiap tahun beban biaya kesehatan meningkat akibat kebiasaan merokok terus meningkat. Indonesia memerlukan kebijakan komplementer dalam bidang kesehatan yang rasional, proporsional, dan berbasis risiko untuk melengkapi berbagai kebijakan yang sudah ada saat ini.

Pemerintah, lanjutnya, dapat mengimplementasikan strategi kebijakan komplementer yang komprehensif berbasis bukti ilmiah untuk menurunkan angka prevalensi merokok yang makin tinggi, termasuk melalui pemanfaatan produk tembakau alternatif.

Tikki yang merupakan akademisi Yong Loo Lin School of Medicine, National University of Singapore tersebut menyebut pembuatan kebijakan harus mengutamakan relevansi, bahasa, dan format yang mudah dipahami masyarakat.

Dia menuturkan hal tersebut bisa menjadi landasan untuk mengedukasi masyarakat tentang bahaya merokok sekaligus memberikan kebebasan bagi perokok dewasa dalam memilih pendekatan yang paling sesuai untuk berhenti merokok.

Dia mencontohkan salah satu negara yang mengimplementasikan kebijakan berlandaskan kajian ilmiah dengan mendorong pemanfaatan produk tembakau alternatif adalah Jepang.

Hasil survei Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang menunjukkan bahwa jumlah perokok pria dan perempuan terus menurun pada 2022.

Prevalensi perokok pria turun 3,4 poin menjadi 25,4 persen. Adapun tingkat Perempuan perokok turun 1,1 poin menjadi 7,7 persen.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro