Seorang pasien yang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) sedang dengan memeriksa tekanan darahnya/DTE
Health

Jenis Penyakit Hipertensi dan Cara Pencegahannya

Redaksi
Senin, 10 Februari 2025 - 18:49
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu kondisi kesehatan yang sering tidak disadari karena biasanya tidak menimbulkan gejala yang jelas.

Meskipun demikian, jika tidak dikelola dengan baik, hipertensi bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung dan stroke. 

Oleh karena itu, penting untuk memahami jenis-jenis hipertensi dan langkah-langkah pencegahan yang bisa diambil untuk menjaga tekanan darah tetap dalam kisaran yang sehat.

Apa itu Hipertensi?

Dilansir dari heart.org, Senin (10/2/2025) hipertensi, atau tekanan darah tinggi, terjadi ketika kekuatan darah yang mengalir melalui dinding pembuluh darah terlalu tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah serius lainnya, seperti serangan jantung dan stroke. Jika tidak dikendalikan, hipertensi dapat merusak pembuluh darah dan organ vital tubuh.

Gejala Hipertensi

Dilansir dari bhf.org.uk, Senin (10/2/2025) gejala hipertensi yang mungkin muncul saat tekanan darah sangat tinggi antara lain:

1. Penglihatan kabur

2. Pendarahan hidung

3. Sesak napas

4. Nyeri dada

5. Pusing

6. Sakit kepala

Namun, banyak orang dengan hipertensi tidak merasakan gejala apapun hingga tekanan darah mencapai tingkat yang sangat tinggi.

Jenis Jenis Hipertensi

Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi primer adalah jenis hipertensi yang paling umum. Penyebabnya tidak jelas, namun diduga terkait dengan kombinasi faktor genetika, usia, dan gaya hidup.

Hipertensi ini berkembang secara bertahap seiring bertambahnya usia, dan faktor-faktor seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan yang tidak sehat, merokok, dan konsumsi alkohol dapat memperburuk kondisi ini. 

Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder terjadi akibat kondisi medis lain atau pengaruh obat tertentu. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hipertensi sekunder antara lain penyakit ginjal, gangguan kelenjar endokrin seperti sindrom Cushing, apnea tidur obstruktif, atau penggunaan obat-obatan tertentu seperti pil kontrasepsi atau kortikosteroid. 

Hipertensi Tahan Obat (Resistant Hypertension)

Hipertensi tahan obat adalah kondisi di mana tekanan darah tetap tinggi meskipun telah mengonsumsi tiga jenis obat penurun tekanan darah yang berbeda, termasuk diuretik. Hipertensi ini sering terjadi pada pasien yang memiliki gangguan kesehatan penyerta atau tidak mematuhi pengobatan dengan benar. 

Hipertensi Sistolik Isolasi

Hipertensi sistolik isolasi terjadi ketika tekanan darah sistolik (angka atas) melebihi 140 mm Hg, namun tekanan diastolik (angka bawah) tetap di bawah 90 mm Hg. Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang yang lebih tua, terutama akibat penuaan yang menyebabkan kekakuan pada dinding arteri. 

Hipertensi Maligna

Hipertensi maligna adalah bentuk hipertensi yang sangat parah dan berpotensi mengancam jiwa. Tekanan darah pada hipertensi maligna bisa mencapai atau melebihi 180/120 mmHg dan dapat merusak organ-organ penting seperti ginjal, jantung, dan otak. 

Keadaan Darurat Hipertensi (Hypertensive Emergency)

Keadaan darurat hipertensi terjadi ketika tekanan darah tiba-tiba melonjak sangat tinggi, yaitu ≥180/120 mmHg, dan disertai dengan kerusakan organ tubuh. Kondisi ini bisa sangat berbahaya dan memerlukan penanganan segera. 

Keadaan Mendesak Hipertensi (Hypertensive Urgency)

Keadaan mendesak hipertensi terjadi ketika tekanan darah sangat tinggi (≥180/120 mmHg), tetapi tanpa gejala-gejala yang sangat parah atau kerusakan organ tubuh. Meskipun tidak seberbahaya keadaan darurat hipertensi, keadaan ini tetap membutuhkan perhatian medis segera untuk mencegahnya berkembang menjadi keadaan darurat yang lebih serius. 

Pencegahan Hipertensi

Untuk menjaga tekanan darah tetap dalam rentang yang sehat, gaya hidup sehat sangat penting. Berikut beberapa cara mencegah hipertensi:

1. Jaga berat badan ideal – BMI yang lebih tinggi meningkatkan risiko hipertensi. Cek BMI dengan dokter dan usahakan berada dalam rentang normal.

2. Cek tekanan darah secara rutin – Catat hasil pengukuran tekanan darah dan bawa ke dokter, terutama jika usia lebih dari 40, kelebihan berat badan, jarang bergerak, atau ada riwayat keluarga dengan hipertensi.

3. Makan makanan sehat untuk jantung – Konsumsi makanan kaya biji-bijian, buah, sayur, dan protein tanpa lemak, serta rendah sodium dan alkohol.

4. Berolahraga – Aktivitas fisik membantu menjaga berat badan dan mengurangi risiko penyakit jantung.

5. Berhenti merokok – Merokok merusak pembuluh darah, yang dapat meningkatkan risiko hipertensi.

6. Kelola stres dengan sehat – Cobalah yoga, meditasi, musik, atau tai chi untuk mengurangi stres.

Menjaga gaya hidup sehat dan rutin memeriksa tekanan darah adalah langkah penting untuk mencegah hipertensi. Dengan penanganan yang tepat, kita dapat mengurangi risiko komplikasi serius dan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan. (Siti Laela Malhikmah)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro