Bisnis.com, JAKARTA - Hari Kanker Ovarium Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Mei. Tahun 2025 menandai peringatan ke-13 sejak hari kesadaran global ini pertama kali diadakan.
Peringatan ini menjadi momen penting untuk meningkatkan kesadaran, memperjuangkan akses yang setara terhadap perawatan, serta mendukung para penyintas dan mereka yang tengah berjuang melawan kanker ovarium.
Tema peringatan tahun ini adalah "No Woman Left Behind" atau "Tidak Ada Perempuan yang Tertinggal". Tema ini merupakan bagian dari kampanye multi-tahun yang bertujuan untuk memastikan bahwa setiap perempuan, di mana pun berada, memiliki akses yang setara terhadap informasi, diagnosis dini, dan perawatan berkualitas untuk kanker ovarium.
Dilansir dari Kemenkes, kanker ovarium merupakan pertumbuhan sel-sel yang terbentuk di ovarium. Sel-sel berkembang biak dengan cepat dan dapat menyerang atau menghancurkan jaringan tubuh yang sehat. Sistem reproduksi wanita mengandung 2 (dua) ovarium, dengan satu di setiap sisi rahim.
Masing-masing ovarium seukuran almond, yang menghasilkan sel telur (ovum), hormon estrogen, dan hormon prosgesteron. Adapun pengobatan dari penyakit ini biasanya dilakukan pembedahan dan kemoterapi. Kanker indung telur atau kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur).
Kanker ini paling sering ditemukan pada wanita 50-70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, seperti panggul dan perut melalui sistem bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru.
Gejala umum yang biasanya muncul pada penderita kanker ovarium seperti haid tidak teratur, metrorargia (perdarahan uterus yang terjadi di luar siklus menstruasi), nyeri tekan pada payudara, menopause dini, rasa tidak nyaman / nyeri pada perut, dyspepsia (nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas), sering berkemih, lingkar abdomen yang terus meningkat, serta perut kembung, dan mual. Kanker ovarium yang terdeteksi pada stadium awal lebih mudah untuk diatasi daripada kanker ovarium yang baru terdeteksi pada stadium lanjut.
Penyebab Kanker Ovarium
Hingga saat ini, belum diketahui dengan pasti apa penyebab terjadinya mutasi genetik tersebut. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita kanker ovarium, yaitu :
- Berusia di atas 50 tahun
- Merokok
- Menjalani terapi penggantian hormon saat menopause
- Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker ovarium atau kanker payudara
- Menderita obesitas , obesitas, endometriosis atau sindrom Lynch
- Pernah menjalani radioterapi
Gejala Kanker Ovarium
Kanker ovarium jarang menimbulkan gejala pada stadium awal. Gejala kanker ovarium stadium lanjut juga tidak terlalu spesifik dan bisa mirip dengan gejala penyakit lain. Beberapa gejalanya adalah :
- Perut kembung
- Cepat kenyang
- Sakit perut
- Mual
- Konstipasi (sembelit)
- Perut membengkak
- Berat badan menurun
- Sering buang air kecil
- Sakit di punggung bagian bawah
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Keluar darah dari vagina
- Perubahan siklus menstruasi, pada penderita yang masih mengalami menstruasi
Guna mendukung kampanye positif ini Holywings Peduli yang bekerja sama dengan HW Livehouse dan Tiger Semarang mengadakan kegiatan sosial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan sIstem reproduksi wanita terutama ovarium atau biasa di kenal dengan nama lain indung telur.
Kegiatan sosial berupa seminar kesehatan dan medical check up massal ini di peruntukan bagi warga sekitar outlet. Acara ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat bahwa kesehatan sistem reproduksi masih menjadi salah satu masalah penting di bidang kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat.
Seminar kesehatan yang berisi mengenai edukasi tentang Kanker ovarium dibawakan oleh dr. Muhammad Iqbal Fauzi yang berasal dari RS Siloam Semarang.
Dalam seminar tersebut, dr. Iqbal membahas mengenai gejala yang harus diwaspadai, dan cara sederhana mencegah penyakit ini melalui pola makan sehat, olahraga teratur dan lakukan pemeriksaan secara berkala.
“Pencegahan bisa dilakukan dengan perubahan kecil dalam keseharian kita seperti jaga pola makan, olahraga dan lakukan pemeriksaan kesehatan yang teratur dapat membantu mendeteksi kanker ovarium pada tahap awal..
Andrew Susanto, Komisaris Utama Holywings Group sekaligus Ketua Program CSR Holywings Peduli membuat kegiatan ini menjadi bentuk wujud nyata untuk ikut mendukung upaya mengetahui lebih dini mengenai edukasi sistem reproduksi wanita.
Selain itu kegiatan ini juga terdapat cek kesehatan tujuannya agar masyarakat lebih peduli terhadap keseluruhan kesehatannya sejak dini.
“Kami ingin masyarakat lebih peduli pada kesehatan, dengan adanya kegiatan Holywings Peduli ini Kami harap warga bisa termotivasi untuk melakukan cek kesehatan secara rutin,” ujar Andrew Susanto.
Pemeriksaan kesehatan ini meliputi cek gula darah, kolesterol, tekanan darah, hingga asam urat. Warga berkesempatan berkonsultasi dengan tenaga medis dari RS Siloam Semarang, yang memastikan pemeriksaan dilakukan secara akurat.