Bisnis.com, JAKARTA - Bila Anda mengonsumsi banyak fruktosa, hati Anda akan bekerja keras untuk memecahnya.
Fruktosa sebagian besar diproses di hati, yang dapat dengan cepat berubah menjadi lemak. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan lemak di dalam hati, suatu kondisi yang disebut penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD).
Dilansir dari timesofindia, seiring waktu, penumpukan lemak ini dapat menyebabkan peradangan, jaringan parut, dan bahkan kanker hati.
Hati memainkan peran penting dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk menyaring darah, memproduksi empedu, dan memetabolisme nutrisi. Hati bertindak sebagai sistem penyaringan utama, membuang racun dan produk limbah dari darah.
Namun, makanan tertentu, yang tampaknya tidak berbahaya, dapat merusak hati secara serius, dan dapat bermanifestasi dalam bentuk hati berlemak, Sirosis, Penyakit Hati Berlemak, Gagal Hati Akut, dan Penyakit Hati Kronis. Kabar baiknya adalah Anda dapat menghindari mengonsumsi makanan ini dalam diet rutin Anda, dan mencegah semua penyakit ini.
Berikut 3 makanan yang bisa merusak hati Anda
1. Makanan yang Mengandung Banyak Fruktosa
Fruktosa adalah jenis gula yang ditemukan secara alami dalam buah-buahan, madu, dan beberapa pemanis seperti sirup jagung fruktosa tinggi. Meskipun fruktosa dalam jumlah kecil dari buah utuh umumnya aman, mengonsumsi terlalu banyak fruktosa, terutama dari makanan olahan dan minuman manis, dapat merusak hati.
Jika Anda mengonsumsi banyak fruktosa, hati Anda akan bekerja keras untuk memecahnya. Tidak seperti glukosa, fruktosa sebagian besar diproses di hati, yang dapat dengan cepat berubah menjadi lemak.
Hal ini dapat menyebabkan penumpukan lemak di dalam hati, suatu kondisi yang disebut penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD). Seiring waktu, penumpukan lemak ini dapat menyebabkan peradangan, jaringan parut, dan bahkan kanker hati.
Asupan fruktosa yang tinggi juga meningkatkan stres oksidatif dan peradangan di hati. Hal ini dapat meningkatkan kadar asam urat dan tekanan darah, dan menyebabkan resistensi insulin, yang berarti tubuh Anda tidak merespons insulin dengan baik.
Perubahan ini meningkatkan risiko penyakit hati dan masalah kesehatan lainnya seperti diabetes dan penyakit jantung. Masalahnya sangat serius dengan makanan dan minuman olahan yang mengandung fruktosa tambahan, seperti soda, permen, dan banyak makanan panggang. Makanan ini dapat membebani kemampuan hati untuk memproses fruktosa dengan aman, yang menyebabkan kerusakan hati.
2. Minyak Biji Industri
Minyak biji industri adalah minyak yang diekstrak dari biji seperti bunga matahari, bunga kesumba, biji kapas, kacang kedelai, dan jagung. Minyak ini umum ditemukan dalam banyak makanan olahan dan gorengan. Meskipun tampaknya sehat karena berasal dari tumbuhan, minyak ini dapat membahayakan hati dan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Minyak ini mengandung asam lemak omega-6 yang tinggi, yang penting dalam jumlah kecil tetapi berbahaya jika dikonsumsi berlebihan. Asupan lemak omega-6 yang tinggi dapat menyebabkan peradangan kronis dalam tubuh, termasuk hati. Peradangan ini dapat menyebabkan kerusakan hati dan penyakit seperti perlemakan hati.
Selain itu, minyak biji industri tidak stabil dan mudah teroksidasi saat terkena panas, cahaya, atau bahan kimia selama pemrosesan dan pemasakan. Oksidasi ini menghasilkan zat berbahaya seperti lemak trans dan lipid peroksida. Lemak trans dikaitkan dengan penyakit jantung dan diabetes tipe 2, sementara lipid peroksida dapat merusak sel hati dengan merusak DNA dan protein.
Memanaskan minyak ini berulang kali, seperti yang terjadi saat menggoreng, membuatnya semakin beracun dan meningkatkan risiko peradangan dan kerusakan hati. Studi juga menunjukkan bahwa minyak ini dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dan jahat di usus, yang selanjutnya meningkatkan peradangan dan masalah hati. Para ahli menyarankan untuk membatasi penggunaan minyak biji industri dan sebagai gantinya memilih lemak yang lebih sehat seperti minyak zaitun, minyak kelapa, minyak dedak padi, dan ghee. Alternatif ini lebih stabil dan kecil kemungkinannya menyebabkan peradangan.
3. Jus Buah
Banyak orang mengira jus buah itu sehat, tetapi sebagian besar jus buah yang tersedia secara komersial tinggi gula dan rendah serat.
Ketika buah dijus, serat alaminya akan hilang, yang tersisa hanya gula, terutama fruktosa. Minum jus buah dalam jumlah banyak dapat menyebabkan masalah yang sama seperti makan terlalu banyak makanan olahan yang mengandung banyak fruktosa. Hati harus memproses semua gula tersebut, yang dapat menyebabkan penumpukan lemak, peradangan, dan stres oksidatif dalam sel-sel hati.
Tidak seperti buah utuh, jus buah menyebabkan lonjakan cepat kadar gula darah dan fruktosa, yang membebani hati. Hal ini dapat memperburuk penyakit hati berlemak dan meningkatkan risiko kerusakan hati. Bagi mereka yang khawatir tentang kesehatan hati, lebih baik makan buah utuh daripada minum jus buah.
Buah utuh mengandung serat yang memperlambat penyerapan gula dan mengurangi beban pada hati. Hindari jus buah tanpa ampas dan yang mengandung gula tambahan, karena dapat menyebabkan lemak dan peradangan hati seperti halnya soda manis.