BISNIS.COM, JAKARTA-- Wayang Orang Sriwedari bekerja sama dengan Budayaku bakal mementaskan lakon Arjuna Tinandhing di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Sabtu (22/05/2013).
Koordinator Wayang Orang Sriwedari Agus Prasetyo mengatakan pementasan ini akan menampilkan murni tradisi kesenian pewayangan Solo tanpa embel-embel nuansa kekinian.
"Ini lakon yang diadaptasi dari tokoh wayang orang terdahulu peninggalan Pak Surono dan Pak Rusman. Tapi kami lebih mencoba menginpretasi dengan permasalahan masa kini," katanya, Jumat (10/05/2013).
Lakon Arjuna Tinandhing meneceritakan Dewasrani putra penguasa Jonggring Saloka yang merasa masgul atas keputusan Batara Guru, sang ayah. Batara Guru menganugerahkan gelar Lelananging Jagad terhadap Arjuna dan bersanding dengan Batari Supraba.
Dewasrani kemudian menantang kebijakan Raja Dewa melalui ibunya Batari Durga, sehingga memunculkan permasalahan besar antara kepentingan pribadi para dewa dengan kebijaksanaan untuk menata jagad pramudita.
Kisah ini akhirnya memunculkan Kyai Semar, seorang dewa jelata yang mampu menjadi penerang dan pembimbing bagi mereka yang lalai.
"Kami ingin memberikan pesan bahwa harta, tahta dan wanita seringkali membawa ke dalam jurang kenistaan," katanya.
Agus menambahkan, lakon Arjuna Tinanding ini bakal menampilkan pementasan diiringi dengan berbagai tarian di setiap adegan.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 50 personil didatangkan langsung dari Solo guna mensukseskan pementasan tersebut.
Di tempat yang sama, Pengurus Komunitas Budayaku, Riza Noor memaparkan sasaran utama penonton yang hadir adalah kalangan generasi muda untuk memperkenalkan lebih jauh kesenian tradisi.
Biasanya perhelatan yang digarap BudayaKu mementaskan kesenian dengan gaya modern, kali ini, lanjutnya bagaimana kalangan muda bisa mengapresiasi penuh penampilan seni tradisi murni.
"Saya pikir menampilkan wayang orang adalah sebuah prestasi nasional yang mesti dipelihara. Terlebih umur Wayang Orang Sriwedari sudah berusia 100 tehun lebih. Ini adalah sebuah warisan nasional," ungkapnya.
Dia yakin penampilan wayang orang akan sukses ditonton, meskipun kebiasaan yang terjadi, pagelaran seni di Jakarta mesti ada embel-embel artis.
Menurutnya, BudayaKu berusaha memberikan kesempatan kepada seniman wayang orang untuk tampil bukan hanya di daerahnya saja. Pertunjukan digelar di Jakarta merupakan sebuah tantangan besar. "Kami tak ingin apapun dalam pementasan ini, kecuali mereka [seniman wayang orang] harus tetap hidup," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur GKJ Bambang Subekti mengatakan pementasan Wayang Orang Sriwedari merupakan sebuah pementasan seni murni yang mesti diacungi jempol.
"Selama saya memegang GKJ, mungkin baru Sriwedari yang berani menampilkan seni tradisi murni. Pementasan wayang orang ditonton orang Jawa itu biasa. Tapi kalu dipentaskan di Jakarta dan ditonton oleh komunitas lain itu menjadi hal luar biasa," ujarnya. (dot)
"Ini lakon yang diadaptasi dari tokoh wayang orang terdahulu peninggalan Pak Surono dan Pak Rusman. Tapi kami lebih mencoba menginpretasi dengan permasalahan masa kini," katanya, Jumat (10/05/2013).
Lakon Arjuna Tinandhing meneceritakan Dewasrani putra penguasa Jonggring Saloka yang merasa masgul atas keputusan Batara Guru, sang ayah. Batara Guru menganugerahkan gelar Lelananging Jagad terhadap Arjuna dan bersanding dengan Batari Supraba.
Dewasrani kemudian menantang kebijakan Raja Dewa melalui ibunya Batari Durga, sehingga memunculkan permasalahan besar antara kepentingan pribadi para dewa dengan kebijaksanaan untuk menata jagad pramudita.
Kisah ini akhirnya memunculkan Kyai Semar, seorang dewa jelata yang mampu menjadi penerang dan pembimbing bagi mereka yang lalai.
"Kami ingin memberikan pesan bahwa harta, tahta dan wanita seringkali membawa ke dalam jurang kenistaan," katanya.
Agus menambahkan, lakon Arjuna Tinanding ini bakal menampilkan pementasan diiringi dengan berbagai tarian di setiap adegan.
Tak tanggung-tanggung, sebanyak 50 personil didatangkan langsung dari Solo guna mensukseskan pementasan tersebut.
Di tempat yang sama, Pengurus Komunitas Budayaku, Riza Noor memaparkan sasaran utama penonton yang hadir adalah kalangan generasi muda untuk memperkenalkan lebih jauh kesenian tradisi.
Biasanya perhelatan yang digarap BudayaKu mementaskan kesenian dengan gaya modern, kali ini, lanjutnya bagaimana kalangan muda bisa mengapresiasi penuh penampilan seni tradisi murni.
"Saya pikir menampilkan wayang orang adalah sebuah prestasi nasional yang mesti dipelihara. Terlebih umur Wayang Orang Sriwedari sudah berusia 100 tehun lebih. Ini adalah sebuah warisan nasional," ungkapnya.
Dia yakin penampilan wayang orang akan sukses ditonton, meskipun kebiasaan yang terjadi, pagelaran seni di Jakarta mesti ada embel-embel artis.
Menurutnya, BudayaKu berusaha memberikan kesempatan kepada seniman wayang orang untuk tampil bukan hanya di daerahnya saja. Pertunjukan digelar di Jakarta merupakan sebuah tantangan besar. "Kami tak ingin apapun dalam pementasan ini, kecuali mereka [seniman wayang orang] harus tetap hidup," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur GKJ Bambang Subekti mengatakan pementasan Wayang Orang Sriwedari merupakan sebuah pementasan seni murni yang mesti diacungi jempol.
"Selama saya memegang GKJ, mungkin baru Sriwedari yang berani menampilkan seni tradisi murni. Pementasan wayang orang ditonton orang Jawa itu biasa. Tapi kalu dipentaskan di Jakarta dan ditonton oleh komunitas lain itu menjadi hal luar biasa," ujarnya. (dot)