Ekspo

Pameran Kriya Indonesia Tampilkan 93 Macam Karya Seni

Rahmayulis Saleh
Senin, 24 Juni 2013 - 16:40
Bagikan

BISNIS.COM, JAKARTA -- Sebanyak 93 macam karya seni kriya logam, hasil kerja kreativitas 57 orang seniman dari berbagai daerah, ditampilkan dalam Pameran Kriya Indonesia, yang berlangsung hingga 2 Juli 2013.

Pameran bertema Horizon of Strength: Meta-Kriya Nusantara ini, diselenggarakan di Tugu Kunstkring Paleis, Jl. Teuku Umar Menteng, Jakarta.

Karya logam yang ditampilkan antara lain jenis yang bersifat fungsional dan dekoratif, karya metal lunak dengan titik lebur rendah seperti perhiasan, dan aksesoris tubuh lainnya.

Demikian juga dengan karya logam yang mengandung sifat personal, dan ekspresi pribadi berupa karya patung maupun karya tiga dimensi (instalasi).

Para seniman berasal dari DKI Jakarta, Bandung, Boyolali, Solo, Yogyakarta, Trowulan, Mojoagung, Mojokesto, Bali, Padang, dan Bukittinggi.

Karya seni yang ditampilkan tampak unik, dengan pengerjaan yang rumit dan sulit. Misalnya ada patung ikan yang besar menghabiskan logam sampai ratusan kg.

Ada perhiasan sunting pengantin padang, atau patung orang dari logam yang digantung terbalik dengan kaki di atas.

Asmudjo J. Irianto, salah seorang kurator pameran seni kriya logam, menuturkan pengolahan material logam, tidak lepas dari aspek teknik dan keterampilan.

Menurut dia, keterampilan pembuatan perhiasan logam tradisional di Indonesia, bisa dikatakan cukup tinggi. Beberapa diantaranya bertahan dan berkembang sampai saat ini. Contohnya terlihat pada sentra perhiasan perak di Kota Gede, Yogyakarta, dan Celuk di Bali.

"Dalam lingkup senirupa. Bermacam bahan logam dan berbagai kemungkinan teknik pengerjaan logam, menjadi potensi yang dapat dimanfaatkan oleh seniman," ujar Asmudjo di sela-sela pameran di Jakarta, Senin (24/6/2013).

Dia menuturkan teknik las, pengecoran (lost wax dan sand casting), dan kenteng menjadi teknik yang sering dimanfaatkan seniman.

Namun, lanjutnya, dalam pameran ini terlihat bahwa seniman juga sering mencari berbagai kemungkinan yang tidak umum, untuk pengerjaan karyanya, termasuk memanfaatkan barang logam temuan (found object).

Dalam praktiknya, katanya, para seniman kerap bekerjasama dengan perajin di sentra logam, untuk merealisasikan gagasannya. Beberapa pandai logam di Trowulan (Mojokerto) dan Mojo Agung (Jombang), sering menerima pekerjaan pengecoran logam dari seniman.

"Kreativitas para seniman dan desainer menjadi semacam daya kreatif bagi perekonomian sentra-sentra logam tersebut. Dalam hal ini berperan sebagai basis industri kreatif. Kualitas karya logam ditentukan oleh kualitas teknis pengerjaan dan bahannya," ungkapnya.

Jika pada setiap ragam teknik pengerjaan seni dan kriya logam terus terjadi penyempurnaan, tambahnya, tentu akan menjadi basis ekonomi kreatif yang kompetitif.

"Untuk itu dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak, baik instansi pemerintah, akademisi, dan masyarakat," ujar Asmudjo.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro