Bisnis.com, LOS ANGELES - Penyanyi pop asal AS Selena Gomez membatalkan 2 konser di Rusia setelah visa kunjungannya terhalang oleh peraturan baru yang dinilai menjegal kedatangan seniman Barat yang mendukung hak-hak homoseksual.
Promotor konser tersebut menjelaskan, Gomez resmi batal manggung di St. Petersburg dan Moskow pekan depan karena tak bisa menyelesaikan urusan visanya tepat waktu.
Mereka memprotes penerapan aturan baru tersebut. Menurut pihak promotor, realisasi peraturan tersebut terkait erat dengan kepentingan pemerintah yang ‘terganggu’ pascakonser Madonna dan Lady Gaga yang memperjuangkan hak—hak kaum gay. Hal ini disinyalir juga disebabkan oleh aksi vokalis grup Bloodhound Gang dari AS yang memasang bendera Rusia di celananya.
“Situasi yang terjadi saat ini adalah buah dari rentetan skandal di konser Madonna, Lady Gaga, dan Bloodhound Gang yang menyebabkan pemerintah Rusia mengubah prosedur mengeluarkan visa untuk musisi asing,” kata promotor konser Gomez, Russian Entertainment Academy.
Sementara itu, perwakilan dari Sang Artis membenarkan adanya pembatalan konser di Rusia tapi menolak berkomentar lebih jauh. Sejauh ini, Gomez tercatat belum pernah melakukan aksi publik untuk mendukung kaum gay.
Menurut kantor berita RIA, seniman luar negeri tak bisa menerima visa dari kementerian kebudayaan setempat jika tujuannya adalah aktivitas komersial. Perubahan prosedur ini, menurut RIA, berawal dari protes salah seorang legislator dari St. Petersburg, Vitaly Milonov. Dia memprotes aksi panggung Madonna dan Lady Gaga yang mendukung hak—hak gay.
Tahun lalu, Madonna menyerang kebijakan Milonov tentang sanski bagi orang yang menyebarkan propaganda homoseksual. Kala itu Madonna mengenakan lingerie hitam dengan tulisa ‘No Fear’ di punggunggnya saat beraksi di St. Petersburg.
Sementara itu, Lady Gaga berseru di tengah—tengah konsernya di kota yang sama, “Malam ini, ini adalah rumahku, Rusia. Kamu bisa jadi gay di rumahku.”
“Tak akan ada orang yang berkunjung ke sini jika Kejaksaan Agung terus mencari pihak untuk disalahkan,” kata Kepala PMI, Yevgeny Finkelshtein. PMI adalah promotor konser Madonna.
Rusia menetapkan peraturan kontroversial yang melarang propaganda antigay. Sejak tahun ini, aturan itu berlaku dalam skala nasional. Presiden Vladimir Putin berhasil memenangkan jajak pendapat tentang peraturan tersebut.
Para penggiat hak—hak kemanusiaan menyatakan, aturan tersebut bersifat diskriminatif. Mereka juga menyerukan boikot atas Olimpiade Musim Dingin yang dituanrumahi oleh Rusia Februari 2014.
Penyanyi AS, Cher, terpaksa membatalkan penampilannya di olimpiade tersebut dan menilai regulasi itu sebagai ‘tak berotak.’ Adapun Madonna menghadapi sidang melawan aktivis antigay. Dia dituntut US$10 juta dolar karena menyakiti perasaan mereka dengan aksinya kala konser di St. Petersburg.
Sementara itu, Putin berpendapat bahwa aturan tersebut memang perlu ditegakkan. “Hak minoritas apapun harus dihormati, tapi hak mayoritas tak boleh dipertanyakan,” katanya Kamis (19/9/2013).