Bisnis.com, JAKARTA— Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai profesi dokter perlu memiliki aturan yang bermanfaat bagi dunia kedokteran khususnya di Indonesia.
Pranawa, Ketua Majelis Pengembangan Pelayanan Keprofesian IDI mengatakan beberapa poin yang mesti diperhatikan yaitu evidence based medicine, patient safety, informed consent, dan doctor privilege. Keempat poin tersebut menjadi landasan kuat yang mengikat profesi dokter.
Dia memberikan contoh, kasus yang terjadi pada dr. Terawan baru-baru ini harus jelas dulu evidence based medicine-nya seperti apa. Yang jelas, paparnya, jika bukti sudah kuat dan keselamatan pasien sudah tidak ada masalah, metode tersebut justru harus disebarluaskan.
"Kami bukannya tidak mendukung, malah kami dorong agar sesegera laporan ilmiahnya bisa diselesaikan. Ini penting agar bisa dilakukan oleh profesi lain yang sama bisa melakukannya," papar Pranawa.
Dia menuturkan IDI sendiri menilai pro dan kontra terjadi karena sebagian memandang metode Terawan cukup berhasil dilakukan, sementara sebagian kalangan lain lagi berpendapat metode tersebut masih membutuhkan uji kelayakan lebih lanjut.
Seperti diketahui, hadirnya pengobatan a la dr. Terawan memunculkan testimoni acungan jempol dari masyarakat. Bahkan, beberapa pejabat dan pengusaha pun ikut mencoba tindaan pengobatan tersebut. Tak tanggung-tanggung, biaya yang mesti dikeluarkan pasien bisa tembus hingga ratusan juta rupiah.
Konon, beberapa penyakit yang bisa disembuhkannya antara lain stroke, kanker dan penyakit yang dipandang kritis lainnya. Beberapa testimoni tentang ajaibnya pengobatan sudah beredar luas.
"Selama ini kan memang hanya testimoninya saja yang beredar, sementara publikasi dalam jurnal kedokterannya tidak pernah ada," paparnya.
