Bisnis. com, TASIKMALAYA – Wacana pengembangan wisata syariah yang digulirkan pelaku industri kepariwisataan di beberapa daerah khusunya di Jawa Barat, dinilai sebagai pilihan bagi pengelola industri wisata.
Industri wisata syariah akan semakin melengkapi industri kepariwisataan di tanah air, sebagai destinasi wisata berbasis kearifan lokal serta cita rasa masyarakatnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Marie Elka Pangestu menilai, potensi industri wisata syariah di tanah air cukup besar, dengan dukungan jumlah penduduk muslim yang sangat besar. Dalam pelaksanaannya di beberapa daerah sudah banyak yang menerapkan baik wisata religi, budaya atau pencampuran keduanya yang saling melangkapi.
“Sudah terajdi misalnya di Jawa Barat. Ada wisata religi dan budaya ada juga wisata religi saja. Ada juga gabungan (destinasi) religi, budaya dan rekreasi,” ungkap Marie kepada wartwan usai memberikan kuliah umum di Kampus Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (12/4/2014).
Menurutnya, pemerintah dalam hal ini berperan mengatur standar yang dimaksud dengan wisata syariah, termasuk pengaturan standar pendukung wisata. Misalnya, hotel berstandar syariah, restourat berstandar syariah bahkan spa yang berstandar syariah.
Ia menyebutkan kepariwisataan di sisi lain berfungsi melindungi nilai-nilai tertentu, termasuk didalamnya nilai religi. Dengan demikian, pengembangan wisata syariah merupakan langkah terbaik dalam meindungi nilai-nilai religi.
“Sebagai pilihan tadi, dari sisi pasar, akan punya segmen tersendiri. Para pengunjungg akan mencari, misalnya hotel berstandar syariah,” katanya