Salah satu cuplikan trailer film Inerie/Youtube
Entertainment

INERIE: Film Ngada Untuk Tekan Angka Kematian Ibu

Ana Noviani
Selasa, 24 Juni 2014 - 17:39
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health (AIPMNH) dan Lola Amaria Production House meluncurkan film berjudul Inerie yang mengangkat dinamika kesehatan dan budaya yang dihadapi ibu hamil di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur.

Film yang disutradarai Chairun Nissa tersebut didorong oleh kepedulian atas tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di NTT.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI di NTT mencapai 306/ 100.000 kelahiran hidup dan AKB 57/1.000 kelahiran hidup.

Direktur unit kesehatan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia John Leigh mengatakan AKI yang tinggi merupakan persoalan serius namun masih tersembunyi.

Untuk, itu diperlukan sosialisasi tentang pentingnya penanganan tepat dan akses ke fasilitas kesehatan untuk ibu hamil dan melahirkan.

"Sebelumnya kami sudah buat film soal HIV/AIDS di Papua judulnya Cinta dari Wamena. Sekarang kami angkat isu tentang ibu hamil di daerah pelosok Indonesia Timur," ujarnya dalam pemutaran film Inerie di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Selasa (24/6/2014).

Produser film Inerie, Lola Amaria, menuturkan film tersebut diharapkan dapat menyampaikan pesan positif untuk membangkitkan kepedulian atas kesehatan dan keselamatan ibu, serta menekan AKI.

"Proses syutingnya hampir tiga minggu. Film ini tidak hanya bicara soal angka kematian ibu, tapi kami juga menggabungkan kultur dan keindahan geografis Flores untuk melebur menjadi tontonan indah untuk dinikmati," tuturnya.

Judul film tersebut, imbuh Lola, diambil dari nama sebuah gunung di Bajawa, Kabupaten Ngada, Flores yang berarti mama yang cantik. Film ini akan ditayangkan di 10 kabupaten di NTT dan disiarkan di stasiun televisi setempat.

Chairun Nissa, sutradara film tersebut, menambahkan film bergenre dokumenter-fiksi ini melibatkan masyarakat setempat sebagai aktor. Bahkan, peran dokter dan bidan dijalankan oleh pelaku sebenarnya.

"Aktor dari Jakarta hanya satu orang [Mariam Supraba], selebihnya warga yang terlibat karena mereka merasa pesan yang diangkat film ini cukup penting," tuturnya.

Film Inerie bercerita tentang sepasang saudara kembar bernama Bello dan Bella yang menjadi piatu sejak lahir setelah sang ibu meninggal dalam proses melahirkan mereka.

Enggan nasib serupa menimpa Bella dan perempuan desa yang tengah mengandung, Bello berupaya memberikan pengertian akan pentingnya penanganan medis melalui Puskesmas dan rumah sakit bagi ibu hamil guna menghindari kematian pada ibu dan bayi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro