Ilustrasi/flickr.com
Relationship

Aromaterapi Pengaruhi Emosi, Ini Komentar Psikolog

Agnes Savithri
Senin, 30 Juni 2014 - 14:07
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA- Warna yang beragam dan bentuk beraneka jenis, langsung menarik perhatian pengunjung toko perkakas rumah tangga tersebut. Begitu pengunjung mendekat, akan tercium wewangian yang menarik daya penciuman.

Benda penarik perhatian tersebut adalah lilin aromaterapi. Lilin aromaterapi memiliki bentuk yang beragam, dari mulai yang kecil hingga yang besar. Merek tertentu, ada yang meletakkan lilinya di dalam toples, sehingga memudahkan ketika ingin dibakar.

Untuk warna pun, lilin aromaterapi tidak kalah ragamnya. Setiap warna menunjukkan keharuman yang berbeda-beda. Misalnya untuk warna merah, biasanya beraroma bunga mawar atau strawberi. Lain lagi dengan lilin berwarna ungu yang beraroma lavender. Selain itu, masih banyak warna lainnya seperti hijau, biru, dan putih.

Jika dibakar, harum lilin aromaterapi ini akan memenuhi ruangan. Lilin aromaterapi ini selain bisa dijadikan hiasan atau aksesoris ruangan, misalnya diletakkan di dalam kamar tidur. Tidak hanya sebagai aksesoris ruangan, lilin aromaterapi pun memiliki pengaruh bagi tubuh.

Tiap wangi memiliki fungsinya masing-masing. Misalnya lavender yang dipercaya dapat memberikan efek ketenangan. Sedangkan aroma jeruk dipercaya bisa membuat nafsu makan berkurang, sehingga aroma ini cocok digunakan untuk yang sedang berdiet.

“Secara umum bau atau wewangian memiliki pengaruh ke tubuh. Ini akan mempengaruhi emosi dan perasaan,” tutur Psikolog Katarina Ira Puspita.

Menurutnya, apa yang akan dihirup manusia akan masuk ke dalam saraf, dan dikirimkan ke otak.

Otaklah yang akan mengatur emosi dan perasaan sesuai bau atau wangi yang diterima. Namun, efeknya akan berbeda-beda. Situasi pun berperan dalam penyampaian efek ke otak. Suasana yang tenang dan hening membuat efek lilin aromaterapi lebih maksimal dibandingkan dengan suasana yang ramai dan bising.

Namun, jika menghirup aroma atau wangi yang sama terus menerus, efeknya tidak akan sama seperti pertama kali menghirup aromaterapi tersebut.

Katarina menjelaskan ini merupakan dampak penurunan respons, karena saraf mulai terbiasa menghirup bau tersebut. Efek ini dapat diminimalisir dengan penggunaan variasi harum lilin aromaterapi yang beragam.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro