Fashion

Fakta Dibalik Virus Ebola

Agnes Savithri
Kamis, 7 Agustus 2014 - 17:20
Bagikan

Pengumpulan sampel virus Ebola di laboratorium/Reuters-Edward Echwalu
Pengumpulan sampel virus Ebola di laboratorium/Reuters-Edward Echwalu
Bisnis.com, JAKARTA — Empat negara di Afrika Barat sedang berjuang menghadapi virus penyakit Ebola, yang saat ini mulai menyebar ke negara lain. Beberapa ini fakta mengenai virus Ebola seperti yang dikutip dari situs berita Reuters:

Hingga saat ini (07/08/2014), virus ini telah membunuh hingga 932 orang, atau sekitar 55% dari total keseluruhan yang terjangkit virus Ebola. Penyakit ini muncul dari hutan terpencil di daerah Guinea, tetapi sudah mulai menyebar ke Liberia, Sierra Leone dan Nigeria.

Untuk pengobatan sendiri, hingga saat ini belum ada vaksin atau obat untuk Ebola. Penyakit ini merupakan demam beserta pendarahan yang disebabkan oleh gagal ginjal dan hati dengan tingkat kematian hingga 90%. Gejala penyakit ini menyerupai flu dengan rasa sakit baik dari dalam dan luar organ tubuh.

Virus Ebola ini dicurigai berasal dari kelelawar hutan dan bisa ditularkan ke manusia dengan menyentuh korban atau melalui cairan dalam tubuh, seperti air liur dan darah. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976 di daerah yang saat ini kita kenal dengan nama Republik Demokratis Kongo.

Sejak 1976, sudah ditemukan sekitar 34 kasus dan wabah dari Ebola, data ini berdasarkan U.S. Centers for Disease Control and Prevention. Sebelum wabah yang terakhir ini, pada 1976 wabah ini membunuh hingga 280 orang di Afrika.

Dua relawan dari Amerika terjangkit virus Ebola di Afrika Barat, saat ini mereka sedang dirawat di Rumah Sakit Atlanta. Kondisi mereka semakin meningkat setelah mendapatkan obat hasil eksperimen yang dikembangkan oleh salah satu firma, Mapp Biopharmacuetical Inc.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang berada di bawah PBB menimbang mengenai implikasi eksperimen obat semakin meluas untuk pasien di Afrika. Obat The Mapp, Zmap, adalah antibodi yang didesain untuk mengikat dan menonaktifkan virus Ebola. Produk lainnya sedang dikembangkan adalah vaksin pencegahan. (Reuters)

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agnes Savithri
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro