Bisnis.com, JAKARTA--Ruang pameran Erasmus Huis di dalam Kedutaan Besar Belanda, ramai oleh para penikmat fotografi.
Di setiap sisi dinding pameran telah dipenuhi oleh foto-foto hasil karya Marco van Duyvendijk dan Rainer Oktovianus.
Dengan tajuk pameran Muda dan Tua, Tua dan Muda: Pemetaan Indonesia Modern dalam Gambar, foto yang dipertunjukkan menampilkan wajah wajah beda generasi.
Pameran ini akan berlangsung dari 11 Agustus 2014 hingga 13 September 2014.
Marco van Duyvendijk, fotografer asal Belanda ini menampilkan serangkaian foto yang penuh warna dari generasi muda.
Fotografer senior ini senang dengan dinamika dan sensitifitas anak muda. Dia berpendapat bahwa populasi muda merupakan hal yang penting untuk negara di masa kini dan masa mendatang.
Berkebalikan dengan Rainer Oktovianus yang membidik generasi tua dan dituangkan dalam balutan warna hitam dan putih. Foto yang bercerita mengenai aktifitas sehari-hari ini menampilkan gambaran bahwa generasi tua tidak dilupakan dalam dunia yang berubah semakin cepat.
“Kami bertolak belakang dalam hal teknis mengambil foto, Marco lebih ke arah analog sedangkan saya lebih ke digital, Marco pun sudah senior dan saya masih muda,” tutur Rainer.
Salah satu sisi ruang pameran terdapat foto yang langsung menarik perhatian. Seorang gadis remaja berambut merah muda mengacungkan pistol ke atas sambil melirik tajam ke depan.
Di sampingnya, terdapat satu foto yang lain yang menggambarkan gadis remaja menggunakan kerudung dan pakaian bernuansa perak. Dua foto besar ini memiliki judul Cosplay (Jakarta, 2012) yang dibidik oleh Marco van Duyvendijk.
Di sisi pameran lainnya, terdapat 15 foto dengan ukuran tidak terlalu besar. Foto tanpa judul ini memotret suasana Sekolah Menengah Atas dari berbagai sisi. Marco van Duyvendijk membidik lorong sekolah, bangku kelas yang kosong, hingga murid SMA yang tertidur di lantai menggunakan seragam olahraga.
Disusun menjadi tiga baris, 15 foto ini ditampilkan dengan penuh warna.
Rangkaian foto karya Marco van Duyvendijk berikutnya disusun tidak beraturan, berbeda dengan rangkaian foto sebelumnya. Dalam 13 foto ini, Marco membidik suasana di perkampungan dan pinggir rel kereta api. Kesederhanaan terlihat dari keadaan yang ditangkap oleh Marco.
Salah satunya pohon pisang yang difoto sendiri di salah satu sudut perkampungan. Tidak hanya itu, Marco juga membidik salah satu rumah yang ada di perkampungan. Ada pula foto yang membidik seorang anak kecil yang duduk di depan gerobak soto sambil melirik ke depan.
Beralih ke karya Rainer Oktovianus, salah satu foto hitam putih yang berjudul Keragaman (print on doff photo paper, 40X60cm) membidik sekumpulan gadis remaja yang tengah asyik berfoto dengan badut di Taman Mini Indonesia Indah. Di foto ini terlihat keceriaan gadis yang tersenyum lebar ketika berfoto bersama badut berkostum kelinci ini.
Seorang bapak menggunakan topi yang menghadap ke belakang, sambil memicingkan mata. Foto berjudul Pak Tua (print on doff photo paper, 40X60cm) ini memperlihat close-up wajah seorang bapak lanjut usia. Tampak jelas dalam foto ini sosok bapak yang mulai menua ditandai dengan kumis dan janggutnya yang berubah putih dan keriput di wajah.
Tidak hanya generasi tua yang dibidik oleh Rainer, dia pun membidik salah satu sudut dari Kali Ciliwung. Dengan judul Sudut Ciliwung (print on doff photo paper, 40X60cm), foto ini memperlihatkan pinggir Kali Ciliwung yang padat dengan pemukiman penduduk. Di salah satu pojok yang terbidik dalam foto ini memperlihatkan tumpukan sampah yang berserakan dimana-mana.
Proyek kolaborasi yang memakan waktu hingga lebih dari satu tahun ini merupakan kali pertama yang dikerjakan oleh Marco van Duyvendijk dan Rainer Oktovianus. “Tidak akan menutup kemungkinan untuk berkolaborasi dalam pameran berikutnya,” ujar Rainer.