Permasalahan gizi menjadi sorotan serius, meskipun masih kurang mendapat perhatian. /thejoyofpregnancy.com
Health

IBU MENYUSUI, Kekurangan Gizi Bisa Menurun Pada Tiga Generasi

Inda Marlina
Minggu, 14 September 2014 - 04:40
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Bidang Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Endang L. Achadi mengatakan pemenuhan gizi untuk ibu hamil tidak hanya untuk masyarakat kelas menengah ke atas. Pemenuhan kebutuhan gizi tersebut bisa diperoleh dari bahan-bahan yang murah.

“Sebenarnya pemenuhan kebutuhan gizi bisa diperoleh dari sayuran murah meriah seperti daun singkong, bayam, wortel atau daun katuk. Protein hewani pun bisa diperoleh dari ikan-ikan kecil atau kaldu ayam,” ujarnya.

Endang menambahkan pada masa awal kehamilan, sang ibu lebih baik banyak mengonsumsi sayur dan buah serta makanan yang mengandung protein. Ketika janin sudah mulai tumbuh, maka dibutuhkan energi seperti karbohidrat kompleks, tetapi pemenuhan vitamin dan protein tetap harus diperhatikan.

Kekurangan gizi di dalam kandungan bisa menurun pada tiga generasi. Endang menambahkan dalam studi The Lancet’s Series on Maternal and Child Undernutrition pada 2008, pemenuhan kebutuhan gizi di dalam kandungan dan 2 tahun pertama kehidupan merupakan tahapan yang kritis untuk pembangunan sumber daya manu sia.

Salah satu kredo mengenai ma kanan yaitu you are what you eat sepertinya akan tergeser dengan kredo baru yakni you are what your mother eat. Mengapa? Sebab pemenuhan gizi pada awal kehidupan ternyata berpengaruh terhadap per kembangan seseorang hingga dia dewa sa.

Staf Khusus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pinky Saptandari dalam Seminar Nutri Talk untuk Ulang Tahun Sari Husada ke-60 mengatakan pemenuhan aspek gizi dan nutrisi anak-anak ditentukan pula oleh peran keluarga serta budaya dalam masyarakat. Pola tersebut mempengaruhi kebiasaan makan dan pengasuhan.

Pinky menambahkan terdapat mitos-mitos yang salah di dalam masyarakat, sehingga banyak ibu yang tidak mau makan makanan tertentu. Padahal kandungan dalam makanan tersebut baik untuk dirinya dan sang buah hati.

Salah satu contohnya adalah mitos tidak boleh memakan ikan, karena bisa menyebabkan anak berbau amis. “Peran nenek dan ibu juga sangat mempengaruhi kebiasaan pola makan anak,” ujarnya

Selain itu, terdapt mitos saat mengasuh anak adalah mengenai pemberian asupan makanan pada anak laki-laki dan perempuan yang harus berbeda. Padahal, saat di dalam kandungan hingga menjelang dewasa, baik anak laki-laki maupun perempuan membutuhkan nutrisi dan gizi yang sama.

Asupan nutrisi dan gizi pada anak laki-laki dan perempuan akan berbeda saat mere ka telah menginjak masa pubertas.

Pada 2010, Perserikatan Bangsa-Bangsa meluncurkan inisiatif yang berkembang menjadi Scaling Up Nutrition (SUN) Movement. Permasalahan gizi menjadi sorotan serius, meskipun masih kurang mendapat perhatian. Kekurangan gizi sebaiknya menjadi prioritas karen mempengaruhi sumber daya manusia.

Permasalahan kekurangan gizi bisa dicegah dan bisa ditangani mulai dari keluarga. Namun, hal ini pun harusnya juga menjadi perhatian utama bagi pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan gizi.

Penulis : Inda Marlina
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Bisnis Indonesia, Minggu (14/9/2014)
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro